JAKARTA, HOLOPIS.COM – Pada Rabu (13/10) lalu, ada sebuah kejadian yang berhasil membuat para warganet ikut merasakan kesakitan. Pasalnya ada sebuah kejadian seorang mahasiswa dipiting dan dibanting ala smackdown hingga kejang-kejang saat unjuk rasa di depan kantor Bupati Tangerang, Banten.
Saat ini banyak yang mengomentari kasus tersebut, termasuk seorang dokter yang cukup terkenal pada masa pandemi ini, yaitu dr. Tirta Mandira Hudhi. Influencer yang merupakan alumni Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (FK UGM) itu menegaskan bahwa kejadian tersebut sangat berbahaya sekali untuk korban, karena benturan di bagian kepala belakang bisa mengakibatkan potensi cidera fatal.
“Tulang belakang itu melindungi sistem saraf pusat, kalau retak saja bisa menyebabkan nyeri yang sangat hebat dan juga kelumpuhan, lalu kalau tulang belakang itu retak bisa menyebabkan kematian karena di sanalah pusat kesadaran dan juga pusat pernapasan,” kata dr Tirta dalam video yang diunggahnya di akun Instagram pribadi dan dikutip oleh Holopis.com.
Mantan relawan COVID-19 ini juga menjelaskan bahwa korban harus selalu di-follow up 24 jam, dan ia juga mengingatkan untuk tidak melakukan hal tersebut walaupun hanya sekedar bercandaan.
Lantas apa saja dampak dari benturan saraf tulang belakang ?
Dilansir dari Alodokter, saraf tulang belakang berfungsi untuk menyampaikan pesan antara otak dan seluruh bagian tubuh. Maka dari itu, kalau ada kecelakaan pada saraf tulang belakang dapat mengakibatkan gangguan saraf dan fungsi organ di berbagai bagian tubuh.
Dampak yang didapat apabila terjadi benturan pada saraf tulang belakang bersifat jangka panjang, biasanya akan terganggu dalam penerimaan informasi dari otak ke seluruh bagian tubuh atau sebaliknya.
Apabila benturan tersebut terjadi dibagian tulang belakang dada atau pinggang, biasanya menyebabkan kelumpuhan pada kedua tungkai kaki. Bila terjadi benturan di area leher, biasanya menyebabkan kelumpuhan pada kedua lengan dan tungkai kaki, bahkan bisa menyebabkan kesulitan bernapas hingga membutuhkan alat bantu pernapasan.
Bukan hanya itu saja, kerusakan pada saraf juga bisa terjadi, sehingga pengaturan fungsi tubuh seperti tekanan darah, denyut jantung, dan pernapas akan terganggu. Dan apabila insiden tersebut tidak segera ditangani bisa berakibat fatal.
Jerman saat ini tengah menghadapi serangan terorisme menuju Hari Raya Natal. Seorang pria Saudi bernama…
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melalui Direktorat Jenderal Pajak (DJP) mengklaim kenaikan tarif pajak pertambahan nilai (PPN)…
Hari Ibu adalah momen yang tepat untuk menunjukkan rasa cinta dan penghargaan kepada ibu. Salah…
Hari ini pada tanggal 22 Desember, Indonesia sedang merayakan Hari Ibu. Ini adalah momen yang…
Ketua Indonesia Police Watch (IPW), Sugeng Teguh Santoso menyoroti banyaknya insiden terkait dengan penyalahgunaan senjata…
Wakil Menteri Ketenagakerjaan, Immanuel Ebenezer Gerungan atau yang akrab disapa Noel mengingatkan PT Sri Rejeki…