Jumat, 20 September 2024
Jumat, 20 September 2024

Dosen Unair Harap Literasi Mental Health Dimasifkan

JAKARTA, HOLOPIS.COM Kesehatan mental menjadi sesuatu yang masih tabu dan kurang populer di kalangan masyarakat Indonesia, khususnya di pedesaan. Padahal kesehatan mental adalah sesuatu yang cukup krusial dan jika tidak segera ditangani bisa berjung pada kematian.

Hal ini seperti yang disampaikan oleh pakar Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental dari Fakultas Psikologi Universitas Airlangga (Unair), Margaretha. Ia mengatakan bahwa banyak stakeholder yang kurang memahami apa itu mental health.

“Sayangnya di masyarakat Indonesia soal pemahaman kesehatan mental tidak sebesar pemahaman kesehatan fisik. Bukan hanya soal di kita, orang tua, guru bahkan tenaga kesehatan juga banyak yang belum peka,” kata Margaretha dalam talkshow RuangTamu Holopis Channel dengan tema “Deteksi Kesehatan Jiwa di Era Pandemi”, Senin (11/10).

Ia menilai bahwa persoalan mental health adalah tugas semua orang tanpa terkecuali, khususnya mereka yang bergerak di sektor publik. Terlebih lagi para guru agar bisa mengenali secara dini potensi gangguan kesehatan mental pada peserta didik mereka. Kemudian para HRD (human resource development) agar tidak salah dalam menangani kondisi psikologis para karyawan di kantornya.

“Kita semua punya peran, kita yang bekerja di pelayanan publik punya tanggung jawab untuk melihat gejala kesehatan mental,” ujarnya.

Berdasarkan data yang disampaikan Margaretha berdasarkan data statistik, di Indonesia sejak 2015, ada sekitar 4 persen anak muda dari data sample 11.000 orang yang diriset, pernah melakukan usaha bunuh diri. Menurut Margaretha, ini jelas bukan yang sedikit. Sayangnya lagi, angka ini adalah yang tercatat saja, karena bisa jadi angkanya bisa lebih besar karena masih banyak orang dengan gangguan mental belum tercatat.

“4 persen lho, ini bukan jumlah yang kecil, yang punya ide (mengakhiri hidup) itu sekitar 6 persen yang terlaporkan,” terangnya.

Bagi Margaretha, situasi ini sebenarnya bisa dicegah sejak dini ketika semua orang di lingkungan mereka yang mengalami gangguan kesehatan mental peka dan bisa menanggulanginya dengan baik dan tepat.

“Ini bisa dicegah, nggak harus sampai kehilangan nyawa. Andai ada orang yang mengenali gejala-gejala dia mulai merasa hidup tak berdaya, merasa tak berguna. Andai ada tangan yang menopang, oke kamu nggak sendirian, sehingga upaya bunuh diri bisa dicegah nggak sampai dilakukan,” tuturnya.

Temukan kami juga di Google News lalu klik ikon bintang untuk mengikuti. Atau kamu bisa follow WhatsaApp Holopis.com Channel untuk dapatkan update 10 berita pilihan dari redaksi kami.

Rekomendasi

berita Lainnya
Related

Manfaat Okra, Superfood Punya Segudang Kebaikan untuk Kesehatan

Okra, atau yang juga dikenal dengan nama ladies' fingers, merupakan sayuran hijau yang banyak digunakan dalam berbagai masakan di seluruh dunia. Meski sering dianggap sebagai sayuran sederhana, okra sebenarnya kaya akan manfaat kesehatan yang luar biasa.

Ingat Buah Ciplukan? Ini Loh Manfaatnya Bagi Kesehatan

Buah ciplukan, yang juga dikenal dengan nama ilmiahnya Physalis angulata, adalah buah kecil yang berasal dari tanaman dalam keluarga Solanaceae.

Jangan Sembarangan! Ini Waktu Ideal Ngopi

Kafein yang merupakan senyawa utama dalam kopi, teh, dan minuman energi, adalah salah satu stimulan yang paling banyak dikonsumsi di dunia. Kafein dikenal karena kemampuannya untuk meningkatkan kewaspadaan dan energi.
Prabowo Gibran 2024 - 2029
Ruang Mula

Berita Terbaru