JAKARTA, HOLOPIS.COM – Pegiat media sosial, Cryil Raoul Hakim alias Chico Hakim menentang kampanye @LaporCovid-19 yang meminta agar TNI tak ikut lagi ikut campur urusan penanggulangan pandemi Covid-19.
Menurut Chico, peran aktif TNI dalam upaya penanggulangan pandemi Covid-19 sangat penting.
“Oh tidak. TNI memang wajib cawe-cawe urus krisis kesehatan,” kata Chico merespon kampanye @LaporCovid-19, Rabu (6/10).
Tidak hanya TNI, Chico juga menganggap bahwa penanggulangan pandemi Covid-19 ini perlu peran aktif semua stakeholder yang ada, termasuk institusi pemerintah hingga masyarakat sipil lainnya.
“Seperti semua institusi dan seluruh WNI,” imbuhnya.
Justru jika TNI tidak dilibatkan di dalam penanggulangan pandemi, akan sangat rugi. Apalagi, tenaga sumber daya manusia (SDM) TNI juga sangat mencukupi untuk membantu mengatasi krisis kesehatan ini.
“Dengan sumber daya yang dimiliki TNI, merugi negara bila tidak memaksimalkan keterlibatan dan potensi TNI,” tegasnya.
Sebelumnya, akun twitter @LaporCovid-19 meminta agar TNI tidak lagi ikut campur dalam upaya penanggulangan pandemi Covid-19.
Hal ini disampaikan mereka sebagai refleksi HUT TNI ke 76 tahun.
“76 tahun TNI harusnya bisa lebih matang urus pertahanan, bukan justru cawe-cawe urus krisis kesehatan,” tulis @LaporCovid-19, Selasa (5/10).
Menurut klaim data yang mereka miliki, setidaknya ada upaya kekerasan yang dilakukan aparat baik TNI maupun Polri dalam upaya penanggulangan pandemi Covid-19.
“Oknum militer dibiarkan melakukan tindakan represif,” tulis mereka lagi.
Represifitas tersebut antara lain ; pemberian sanksi kepada para pelanggar protokol kesehatan seperti dipaksa push up, penggunaan meriam air untuk membubarkan kerumunan, memaksa pelanggar tidur di dalam peti mati, pemukulan, penganiayaan, hingga pembubaran massa demonstran.
Kemudian, @LaporCovid-19 juta menyebut bahwa oknum militer melakukan penekanan terhadap tenaga kesehatan (nakes) Rumah Sakit Darurat Covid (RSDC) Wisma Atlet yang meminta hak intensif selama menangani pandemi.
76 tahun TNI harusnya bisa lebih matang urus pertahanan, bukan justru cawe-cawe urus krisis kesehatan. pic.twitter.com/rOUKua7Xlm
— LaporCovid-19 (@LaporCovid) October 5, 2021
Sayangnya, stigma negatif dari sudut pandang LaporCovid ini dianggap kurang relevan. Salah satunya adalah netizen Imelda Christine. Pemilik akun @gotongroyong15 ini menilai institusi militer masih sangat relevan dan kompatibel dalam penanggulangan pandemi Covid-19.
“Pelibatan militer dalam public health emergencies wajar dilakukan dan banyak negara lain yang melakukan. TNI/Polri punya struktur sampai daerah dan satu komando. Kalau Pemda ribet birokrasinya. Contoh vaksinasi TNI/Polri bisa pakai KTP mana saja,” tulisnya.