JAKARTA, HOLOPIS.COM Lima sila yang tertuang di dalam Pancasila merupakan pembuktian perasaan umum dari seluruh rakyat Indonesia. Namun dalam era seperti saat ini, jika ruang keadilan sosial tidak tersentuh maka disparitasnya akan muncul.

Agar para kaum milenial saat ini bisa paham dengan ideologi Pancasila, tampaknya memang tidak bisa dilakukan hanya dengan doktrin, karena apresiasi terhadap Pancasila hanya akan menempel sesaat saja.

“Lebih baik doktrin atau kesadaran terhadap perspektif Pancasila bagi para milenial?. Karena jika ruang milenial sentuhannya doktrin, mereka akan berada di dalam ruang sesaat dalam apresiasi Pancasila,” kata Sekjen Advokasi Rakyat Untuk Nusantara (ARUN), Bungas T Fernando Duling dalam talkshow RuangTamu Holopis Channel, Jumat (1/10).

“Akan beda jika ruang tersebut dibangun berdasarkan kesadaran,” lanjutnya.

Selain itu, aktivis 98 dan pemerhati geopolitik dan strategi ini juga menyebut, bahwa pemerintah atau negara harus mampu menjalankan wujud keadilan sosial agar tidak tercipta sebuah ruang kosong yang memunculkan sebuah perbandingan di tengah masyarakat atau kaum muda saat ini.

Menurut Nando, untuk bisa menjadi sebuah kekutan, hukum harus berada mengejawantahkan hukum Pancasila.

“Kalau kita komitmen hukum sebagai panglima maka hukum kita harus berada kepada hukum Pancasila, karena itu jadi satu kekuatan membumikan Pancasila dalam ketahanan hukum dan ketahanan sistem,” pungkasnya.