JAKARTA, HOLOPIS.COM – Pada pemilu Jerman 2021, Olaf Scholz, politikus yang berasal dari Sosial Partai Demokrat (SPD) berhasil meraih suara paling banyak dengan persentase 25,7%. Setelah itu diikuti CDU/CSU dengan presentase 24,1%.
CDU/CSU merupakan koalisi partai di Jerman yang terdiri dari Persatuan Demokrat Kristen Jerman dan Uni Sosial Kristen di Bayern. Pada umumnya, koalisi ini sering muncul di dalam parlemen federal dan pemilihan umum presiden di Jerman.
Pada urutan ketiga, Partai Hijau berhasil meraup persentase suara mereka berjumlah 14,8% lalu diikuti oleh FDP dengan memperoleh presentase suara 11,5%.
Dari hasil persentase di atas, partai-partai kiri-tengah berpotensi untuk menjadi pemenang dalam pemilu di Jerman. SPD dan Partai Hijau mendapatkan lebih dari 5% jumlah suara dibanding dengan hasil yang mereka dapat dalam pemilu tahun 2017.
Dilansir Reuters, Senin (27/9), Olaf Scholz berjanji pada hari Senin untuk memperkuat Uni Eropa dan menjaga kemitraan trans-atlantik dalam pemerintahan koalisi tiga arah yang ia harapkan akan dibentuk pada Natal untuk mengambil alih dari konservatif Angela Merkel.
Pada era Angela Merkel, blok konservatif sangat menderita dan mengalami kerugian yang sangat besar, lalu mengalami penurunan 8% perolehan suara dalam pemilu sebelumnya.
Scholz, menjabat Menteri Keuangan dalam “koalisi besar” dengan niat akan mengeluarkan Merkel. Scholz menawarkan kesinambungan Amerika Serikat dalam hubungan trans-atlantik dalam kepemimpinannya. Scholz juga berkata “kemitraan trans-atlantik adalah esensi bagi kami yang di Jerman, jadi dapat mengandalkan kesinambungan dalam hubungan ini”.
Pemilihan kanselir baru Jerman yang dilakukan oleh Bundestag tidak akan berlangsung sampai “koalisi besar” pemerintah terbentuk, yang dimana proses ini memakan waktu yang tidak sebentar. Tetapi Scholz berharap pembicaraan ini dan menyetujui “koalisi besar” dapat dilakukan sebelum Natal, “jika memungkinkan” saut Scholz dalam diskusi meja bundar yang dilakukan oleh kandidat partai lainnya.
Dalam pemerintahan sekarang, Merkel, tidak akan mencalonkan diri untuk jabatannya yang kelima sebagai kanselir, namun Angela Markel akan tetap berperan sementara selama pembicaraan “koalisi besar” sebagai penentu arah masa depan ekonomi eropa.