JAKARTA, HOLOPIS.COM – Menikmati berbagai posisi saat anda bercinta dengan pasangan tentu memberikan kenikmatan ersendiri. Tapi, ternyata ada posisi bercinta yang sebenarnya mempunyai resiko mematahkan alat kelamin pria lohh.
Dikutip dari alodokter.com, ternyata ada salah satu posisi yang mempunyai resiko tinggi mematahkan penis pria. Gaya bercinta tersebut ternyata adalah posisi Women On Top atau posisi ketika si wanita sedang berada di atas dan pria terlentang di bawah.
“Dalam posisi ini, wanita biasanya menumpukan seluruh berat tubuhnya pada penis yang sedang ereksi dan mengontrol gerakan. Namun, wanita acap kali tidak sadar saat posisi penis berubah atau tertekuk. Bila melakukan seks dalam posisi ini, sebaiknya pria yang mengendalikan gerakan, agar bisa menghentikan penetrasi sesegera mungkin ketika mengalami rasa sakit,” isi artikel tersebut seperti dikutip Minggu (1/8).
Penis patah ini sendiri dapat dialami oleh kaum lelaki jika terjadi cedera pada penis yang sedang ereksi. Selama ereksi, penis membesar karena jaringan penis dialiri oleh darah. Jika penis yang sedang ereksi tersebut dibengkokkan secara paksa atau tiba-tiba, selaput yang bernama tunica albuginea akan robek.
Tunica albuginea adalah jaringan fibrosa atau penyambung yang sangat kuat. Fungsinya yaitu membungkus dan melindungi corpus cavernosum (bagian dari penis yang dapat membesar bila terisi oleh darah saat terjadi ereksi). Nah, jika tunica albuginea robek, darah pun akan bocor ke sekitar penis. Ketika penis patah, akan terdengar suara retakan diikuti dengan nyeri yang parah. Penis pun kemudian menjadi memar dan bengkak, sehingga bentuk penis berubah dan tidak bisa ereksi.
Robeknya tunica albuginea juga dapat memengaruhi uretra (saluran keluar urine) dan corpus spongiosum, yaitu jaringan mirip spons yang menyelubungi dan menutup uretra saat ejakulasi. Ini membuat darah kemungkinan akan terlihat pada muara saluran kemih di ujung kepala penis.
Selain posisi bercinta tadi, gerakan seks yang agresif juga berisiko menyebabkan penis patah. Ini bisa terjadi jika penis menabrak tulang kemaluan wanita atau bagian perineum dengan gerakan cepat. Perineum merupakan area di antara anus dan vulva.
Selain karena hubungan seksual saja, penis pria juga bisa patah jika terjatuh atau mengalami benturan fisik keras pada penis saat sedang ereksi. Sewaktu melakukan masturbasi, penis juga berisiko patah apabila dilakukan terlalu agresif atau dengan teknik yang kurang tepat.
Penis patah memerlukan pertolongan medis segera dari dokter spesialis urologi. Jika tidak diobati, penis patah bisa membuat penis berubah bentuk. Tidak mampu ereksi lama selama berhubungan seks alias disfungsi ereksi, juga bisa menjadi komplikasi permanen penis patah.
Bagi pria yang memiliki fantasi seks berisiko, sebaiknya lebih berhati-hati untuk menghindari terjadinya penis patah. Jika mengalami penis patah, segeralah ke rumah sakit terdekat agar dapat diberikan penanganan secepatnya.