Selain menyerang musuh di udara, Rafale juga mampu menarget musuh-musuh di darat dengan peralatan mereka bernama alat intai Thales Optronics’s Reco New Generation dan Damocles electro-optical.
Secara bersamaan, kedua alat ini memberikan informasi mengenai posisi target, membuka misi pengintaian dan telah terintegrasi dengan sistem IMA.Dilengkapi dua unit mesin Snecma M88, pesawat mampu melesat hingga 1,8 mach atau 1.912 km per jam dengan ketinggian puncak, dan ketinggian rendah 1,1 mach atau 1.390 km per jam.
Disebutkan, Dassault-Rafale bisa bermanuver hingga 11 G dalam keadaan darurat, dengan laju kecepatan pendaratan hingga 115 knot. Jet tempur buatan Prancis diklaim serbabisa, baik itu sebagai proyeksi kekuatan dan penyebaran untuk misi eksternal maupun misi serangan dalam, dukungan udara untuk pasukan darat, misi pengintaian, serangan pelatihan pilot, hingga tugas pencegahan nuklir.
Dassault bahkan menjamin, pesawat ini memiliki kemampuan untuk melakukan misi yang berbeda dengan sistem yang sama, interoperabilitas atau kemampuan untuk bertarung dalam koalisi dengan sekutu, menggunakan prosedur umum dan perjanjian standar, serta berkolaborasi dan berkomunikasi secara real-timed dengan sistem lain.
Rafale juga diklaim baik unjuk kekuatan di ketinggian rendah, kecepatan tinggi (dissuasive), atau bahkan membatalkan misi sampai detik terakhir (reversibilitas).