“Di Jawa Barat di Bandung, di Semarang, sampai Jawa Timur, dan Bali, kami sudah minta juga supaya TNI membuka rumah sakit-rumah sakit lapangan, sehingga jumlah rumah sakit ini, untuk ICU khususnya, itu makin banyak terpenuhi, sehingga akan mengurangi kesulitan untuk dapat tempat tidur,” terang Luhut.

Pemerintah juga terus memastikan ketersediaan obat-obatan serta alat kesehatan untuk penanganan pasien COVID-19.

“Obat ini tadi hanya Remdesivir yang kurang dan Actemra. Jadi Remdesivir dan Actemra, dan sebentar lagi kami dengan Menteri Kesehatan akan bicara mengenai license untuk Actemra supaya kita bisa produksi dalam negeri. Saya kira ini semua berjalan,” ujar Luhut.

Terkait pemenuhan kebutuhan oksigen, Luhut menyampaikan, pemerintah terus menata dan memperbaiki hal tersebut melalui kerja sama Kementerian Kesehatan dibantu oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan Kementerian BUMN. Pemerintah juga tengah dalam proses untuk mengimpor oksigen cair.

“Kami sudah proses impor 40 ribu ton oksigen likuid untuk kita gunakan ke depan ini. Kita berjaga-jaga walaupun sebenarnya kita tidak butuh sebanyak itu, tapi kalau melihat tren dunia, perkembangan di Amerika, perkembangan di Inggris, di mana trennya sekarang meningkat tajam, kita lebih bagus berjaga-jaga sehingga kita tidak caught by surprise,” tuturnya.

Dalam mengantisipasi peningkatan kebutuhan oksigen, imbuh Menko Marinves, pemerintah juga mempersiapkan untuk mengimpor oxygen concentrator dalam jumlah besar.

“Presiden sudah setuju kita akan impor oxygen concentrator itu 50 ribu tabung. Kita sekarang sudah punya mungkin beberapa ribu, mungkin dekat 10 ribu, dan itu akan kita bagikan untuk digunakan di kasus-kasus yang ringan,” kata Luhut.

Terakhir, Menko Marinves juga memaparkan mengenai pelaksanaan vaksinasi bagi rakyat Indonesia. Dengan stok vaksin yang mencapai 45 juta dosis di bulan ini, pemerintah akan terus meningkatkan cakupan vaksinasi, khususnya untuk daerah-daerah marginal.