JAKARTA, HOLOPIS.COM Setiap tanggal 5 Juni diperingati sebagai Hari Lingkungan Hidup Sedunia atau World Environment Day. Peringatan yang dilakukan di seluruh dunia ini diketahui bermula sejak tahun 1974.
Sebagaimana kita ketahui, kehidupan manusia sedang menghadapi tantangan baru yang belum pernah terjadi sebelumnya. Dari siklon yang menghantam India dan Bangladesh, mengakibatkan jutaan orang dievakuasi, hingga wabah virus di seluruh dunia. Pandemi COVID-19, telah menyoroti hubungan antara manusia dan lingkungan hidup, dan bagaimana aktivitas manusia mengubah kualitas hidup manusia dan spesies lain.
Sesungguhnya, kehidupan kita dibentuk oleh alam dengan cara mendalam. Banyak ilmuwan yang mempelajari sistem Bumi percaya, kita berada di zaman geologis baru, kerangka waktu yang disebut Antroposen. Manusia adalah pengaruh dominan terhadap lingkungan dan iklim dunia.
Apakah kita benar-benar telah melewati ambang itu atau tidak, tidaklah begitu penting. Yang jelas, pergeseran ini menandai pergerakan yang signifikan -termasuk peningkatan suhu, pengasaman laut, runtuhnya ekosistem, menciptakan kondisi yang mengancam banyak spesies, termasuk manusia.
UNDP dan UNEP tahun lalu menyelenggarakan sebuah lokakarya tentang ‘Manusia dan Planet’ yang mempertemukan para pemikir utama di seluruh dunia, untuk mengeksplorasi hubungan antara alam dan kesejahteraan manusia. Para peserta membahas tantangan utama yang dihadapi manusia saat ini dan di masa depan, sebagai akibat meningkatnya pengaruh manusia terhadap alam.

hari lingkungan hidup sedunia
Hari Lingkungan Hidup Seluruh Dunia. [design / Holopis]

Ahli primata legendaris Jane Goodall mengatakan pandemi COVID-19 telah menyoroti kebutuhan manusia untuk mengembangkan hubungan baru yang lebih berkelanjutan dengan alam. Menurut Goodall, manusia perlu menghormati alam.
“Kita pada dasarnya membawa [pandemi] ini pada diri kita sendiri karena tidak menghormati alam, memaksa hewan lebih dekat dengan manusia, sehingga lebih mudah bagi patogen untuk melompat dari hewan ke manusia,” kata Goodall dalam wawancaranya dengan AFP.
“Mudah-mudahan pandemi ini telah menyadarkan masyarakat. Kita harus mengembangkan hubungan baru dengan alam.”
Meskipun asal muasal virus corona baru yang menyebabkan COVID-19 belum ditemukan, para ilmuwan mengetahui bahwa virus tersebut berasal dari hewan sebelum menyebar ke populasi manusia.
Goodall mengatakan kepada The Guardian bahwa dia ingin menarik perhatian pada beberapa masalah utama yang dihadapi dunia saat ini. Beberapa di antara masalah tersebut adalah gaya hidup yang tidak berkelanjutan di negara maju dan praktik pertanian yang berbahaya.
“Kita memiliki gagasan gila bahwa kita dapat memiliki pembangunan ekonomi yang tidak terbatas di planet dengan sumber daya alam yang terbatas dan populasi manusia dan ternak mereka yang terus bertambah,” kata Goodall kepada The Guardian.
“Kita harus mencari beberapa jenis populasi yang berkelanjutan, terutama dari peternakan. Pertanian komersial menghancurkan area habitat yang sangat luas untuk menanam biji-bijian guna memberi makan miliaran hewan ini—dan banyak bahan bakar fosil digunakan dalam prosesnya,” imbuh Goodall sepeti juga dikutip oleh Live Science.
Goodall juga mengatakan kepada AFP, “Kita harus entah bagaimana menciptakan ekonomi yang lebih berkelanjutan dan lebih hijau. Kita harus memiliki pola pikir baru untuk kelangsungan hidup kita,” mengingat krisis yang ditimbulkan oleh perubahan iklim dan hilangnya sumber daya alam.
Goodall terkenal karena karyanya dengan simpanse liar yang mengubah cara kita memandang hewan ini dan hubungannya dengan manusia.
Goodall memulai studinya tentang simpanse pada 1960-an di hutan Gombe Tanzania. Dia membuat beberapa penemuan revolusioner saat mengamati hewan-hewan di sana, termasuk bahwa para simpanse mampu membuat dan menggunakan alat-alat. Ini adalah suatu sifat unik yang sebelumnya dianggap hanya dimiliki oleh manusia, lapor Live Science.
Di hutan Tanzania itu juga, Goodall memulai pengamatannya secara lebih serius terhadap simpanse. Ia mulai memberi nama kepada beberapa simpanse, seperti dengan nama Goblin, Freud, dan Frodo.
Ia mengambil pendekatan yang tidak ortodoks dan mulai memahami simpanse bukan hanya sebagai spesies, melainkan individu dengan kepribadian, pikiran yang kompleks, emosi, dan ikatan jangka panjang.
Pada tahun 1977, Goodall mendirikan Jane Goodall Institute, sebuah organisasi konservasi yang mendukung perlindungan simpanse dan mempromosikan kehidupan yang berkelanjutan.
Menurut Jane Goodall Institute, penemuan Goodall tentang praktik pembuatan alat simpanse tetap menjadi salah satu yang paling penting di dunia primatologi.
Manusia dan Alam adalah dua pokok unsur yang berada pada satu lingkaran (planet) Bumi. Manusia di berikan tugas untuk mampu menjaga dan merawat Alam itu, bahkan manusia dan alam itu hidup saling ketergantungan.
Hal ini menunjukkan bahwa manusia dan alam itu hidup saling bergantungan, manusia membutuhkan alam, dan alam pun membutuhkan manusia.
Mari kita rawat dan lestarikan lingkungan alam di sekitar kita.
Selamat Hari Lingkungan Hidup Sedunia! (MIB)