JAKARTA, HOLIPIS.COM Sejumlah perwakilan dari 75 pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang tidak lolos dalam Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) seleksi alih status menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) mendatangi Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Rombongan mereka diterima langsung oleh Ketua Bidang Dakwah dan Ukhuwah MUI Pusat, KH Muhammad Cholil Nafis.
Kepada wartawan, kiai Cholil Nafis menyampaikan, bahwa mereka hanya mengadukan dan menceritakan saja kondisi yang mereka alami dan rasakan sendiri di tengah polemik yang ada di internal KPK tersebut.
Bahkan ia juga menyampaikan bahwa para pegawai KPK yang tidak lolos TWK tersebut mengaku sangat risih dengan sentimen beberapa kalangan yang menuding bahwa mereka adalah kelompok Taliban dan anti terhadap NKRI.
“Mereka mengadu bahwa metode dan tesnya tak dapat menjadi standar kelulusan dan mereka merasa difitnah,” kata kiai Cholil Nafis, Kamis (3/6).
Banyak dari pegawai KPK yang tidak lolos TWK juga bukan orang yang baru saja berkiprah di lembaga antirasuah. Dan selama ini juga tidak memiliki masalah dengan kinerjanya termasuk berurusan dengan persoalan etika.
“Pegawai KPK tersebut juga menceritakan bahwa mereka sudah banyak yang bekerja selama belasan tahun dan bahkan tidak pernah kesandung masalah etik,” terangnya.
Hanya saja, sejauh ini pihaknya belum memiliki sikap apapun untuk menyikapi aduan yang dilakukan oleh perwakilan 74 pegawai KPK itu.
Namun kiai Cholil Nafis mengatakan, bahwa keluh kesah para pegawai KPK itu akan dibawa ke dalam rapat pimpinan untuk diambil sikap selanjutnya.
“Kita akan bawa masalah ini ke dalam rapat Pimpinan Harian MUI untuk memastikan langkah apa yang akan diambil MUI,” tegasnya.
Setidaknya, ada 15 orang rombongan perwakilan pegawai KPK yang tidak lolos TW hadir di gedung MUI Pusat. Mereka didampingi oleh kuasa hukum yakni Saor Siagian. (MIB)