JAKARTA, HOLOPIS.COM – Pakar Komunikasi Politik Univesitas Paramadina Hendri Satrio menilai konflik yang terjadi antara Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan beberapa petinggi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) kemungkinan besar justru malah merugikan sang Gubernur.
Pasalnya, sistem politik Indonesia, khususnya terkait pemilu presiden, masih sangat bergantung pada sistem kepartaian.
“Elektabilitas Ganjar bisa naik jika banyak simpati tapi simpati nggak ada gunanya dengan sistem politik sekarang, karena simpati tidak bisa menghasilkan tiket politik,” kata Hendri, Senin (24/5).
Pendukung Sang Gubernur Jateng dan masyarakat lainnya justru akan wait and see alias hanya menunggu dan memantau bagaimana keputusan PDIP selanjutnya menjelang Pilpres 2024.
Senada, Direktur Esekutif Indo Barometer Muhammad Qodari menilai posisi Ganjar Pranowo lemah jika dilihat dari sudut pandang kepartaian.
Pasalnya, yang berkonflik dengannya memiliki posisi yang lebih strategis di dalam partai yaitu Bambang Wuryanto yang kini menjabat sebagai Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapillu) PDIP dan Puan Maharani, sang Ketua DPP PDIP.
“Ibaratnya, salah satu orang terdekat Bu Mega dalam pengambilan keputusan, yang bisa kasih masukan pendapat ya Mba Puan. Jadi kalau dua orang itu tidak cocok, tidak happy dengan Mas Ganjar ya maka berapapun elektabilitasnya, Mas Ganjar sulit untuk menjadi calon (presiden),” ujar Qodari. (Mhd)
Follow channel WhatsApp Holopis.com
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang, dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber dengan link Holopis.com.
Temukan kami di Google News, dan jangan lupa klik logo bintang untuk dapatkan update berita terbaru. Silakan follow juga WhatsApp Channnel untuk dapatkan 10 berita pilihan setiap hari dari tim redaksi.