WASHINGTON DC, HOLOPIS.COM – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tak berdaya mengecam agresi Israel ke Palestina. Lemahnya PBB ditambah lagi setelah Amerika Serikat (AS) kembali memblokir pernyataan gabungan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang menyerukan penghentian kekerasan antara Israel dan Palestina.
Ini menjadi momen ketiga dalam sepekan terakhir saat AS menggunakan hak veto dalam isu Israel-Palestina.
Seperti dilansir AFP, Selasa (18/5/2021), pemblokiran oleh AS dalam forum Dewan Keamanan (DK) PBB ini memicu digelarnya serangkaian sesi tertutup darurat yang baru pada Selasa (18/5) waktu setempat.
Draf yang disusun oleh China, Tunisia dan Norwegia itu diserahkan pada Minggu (16/5) tengah malam untuk disetujui 15 negara anggota DK PBB pada Senin (17/5) waktu setempat, saat jet-jet tempur Israel terus menggempur Jalur Gaza dan total korban tewas akibat pertempuran sepekan terakhir melebihi 200 orang.
Dituturkan salah satu diplomat PBB kepada AFP bahwa AS mengindikasikan ‘saat ini tidak bisa mendukung pernyataan’ oleh DK PBB.
Misi diplomatik Norwegia untuk PBB mengumumkan bahwa DK PBB akan menggelar pertemuan tertutup darurat yang terbaru untuk membahas konflik Israel-Palestina pada Selasa (18/5) waktu setempat — pertempuran keempat sejak 10 Mei.
“Situasi di lapangan terus memburuk. Warga sipil yang tidak bersalah terus terbunuh dan mengalami luka-luka. Kami ulangi: Hentikan serangan. Akhiri permusuhan sekarang,” demikian pernyataan delegasi diplomatik Norwegia via Twitter.
DK PBB diketahui telah menggelar tiga pertemuan darurat sejak pertempuran kembali pecah antara Israel dan Hamas yang menguasai Gaza sejak pekan lalu. Pertemuan-pertemuan itu diakhiri tanpa mencapai posisi bersama — dengan AS sebagai sekutu dekat Israel dituduh sengaja menghalangi upaya DK PBB.
Juru bicara PBB, Stephane Dujarric, menggarisbawahi pentingnya posisi terkonsolidasi terkait konflik tersebut. “Saya sungguh-sungguh akan menyatakan kembali perlunya suara yang sangat kuat dan bersatu dari Dewan Keamanan, yang menurut kami akan berpengaruh,” tegasnya.
Draf yang disusun oleh China, Tunisia dan Norwegia, seperti dibaca oleh AFP, menyerukan ‘deeskalasi situasi, penghentian kekerasan dan penghormatan pada hukum kemanusiaan internasional, termasuk perlindungan warga sipil, khususnya anak-anak’.
Ditegaskan juga dalam draf itu bahwa DK PBB menyuarakan ‘keprihatinan besar’ terhadap krisis di Gaza dan ‘kekhawatiran serius’ terkait rencana penggusuran keluarga-keluarga Palestina dari rumah-rumah mereka di Yerusalem Timur, juga menentang ‘tindakan sepihak’ yang bisa memperburuk ketegangan.
Draf itu juga menyatakan menyambut baik upaya internasional untuk meredakan ketegangan, tanpa menyebut AS, dan menegaskan dukungan untuk solusi dua negara yang dirundingkan dengan matang sehingga memungkinkan warga Israel dan Palestina ‘hidup berdampingan dalam damai dengan perbatasan yang aman dan diakui’.
Penolakan AS mendukung pernyataan gabungan DK PBB menuai rasa heran dari sekutu-sekutunya. “Kami hanya meminta AS mendukung pernyataan Dewan Keamanan yang akan menyatakan hal-hal serupa yang mungkin disampaikan secara bilateral dari Washington,” ucap salah satu diplomat PBB yang enggan disebut namanya kepada AFP.
Pemerintahan Presiden Joe Biden, menurut sejumlah diplomat, bersikeras menyatakan AS bekerja di balik layar, termasuk melakukan kunjungan ke kawasan Timur Tengah oleh seorang utusan, dan menegaskan bahwa pernyataan DK PBB bisa menjadi bumerang terhadap upaya itu.
Follow channel WhatsApp Holopis.com
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang, dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber dengan link Holopis.com.
Temukan kami di Google News, dan jangan lupa klik logo bintang untuk dapatkan update berita terbaru. Silakan follow juga WhatsApp Channnel untuk dapatkan 10 berita pilihan setiap hari dari tim redaksi.