JAKARTA, HOLOPIS.COM – Pebisnis dan pendiri Microsoft, Bill Gates, dihujani kritik setelah mengatakan bahwa formula vaksin Covid-19 tidak seharusnya dibagikan ke pihak lain.
Dilansir dari Sky News, dalam interview nya, Gates ditanyai pendapat mengenai anggapan bahwa perubahan hukum kekayaan intelektual agar dapat membagi formula vaksin ke berbagai negara bisa memudahkan penanganan Covid-19.
Gates pun menjawad dengan “Tidak.”
I kemudian menjelaskan, “Ada begitu banyak pabrik vaksin di dunia dan orang-orang sangat mengutamakan keamanan vaksin.”
Gates pun mengambil contoh keputusan Johnson & Johnson sebagai salah satu produsen vaksin yang didukung oleh yayasannya, Bill & Melinda Gates Foundation.
Johnson & Johnson mengizinkan India untuk memproduksi vaksin Covid-19 buatan mereka. Tetapi menurut Gates, itu merupakan keputusan di luar kebiasaan.
“Memindahkan sesuatu yang tidak pernah dilakukan sebelumnya, memindahkan vaksin, katakanlah dari pabrik Johnson & Johnson ke pabrik di India. Ini hal baru. Ini bisa terjadi hanya karena kebaikan dan keahlian kami,” kata Gates.
Gates mengungkapkan kekhawatiran terhadap aspek keamanan dari pembuatan vaksin akan terpinggirkan jika setiap pabrik bisa memproduksi vaksin dengan hanya meniru formula yang sudah ada.
“Masalah utamanya bukan kekayaan intelektual. Ini tidak seperti ada sejumlah pabrik vaksin yang menganggur sebelumnya lantas bisa membuat vaksin yang aman secara tiba-tiba,” kata Gates, dilansir dari The Independent.
“Anda tahu, Anda harus melakukan berbagai uji coba terkait hal ini (pembuatan vaksin). Dan setiap proses manufaktur vaksin perlu dipantau dengan sangat hati-hati.”
Gates juga mengatakan dirinya tidak heran jika banyak negara maju yang memprioritaskan pasokan vaksin untuk penduduknya sendiri dan menunda mendistribusikannya ke luar negeri.
Pernyataan Gates tersebut pun mengundang kritik hingga kecaman, terutama di media sosial.
Seorang profesor hukum Universitas Essex, Tara Van Ho, menganggap pernyataan Gates seolah meremehkan korban tewas akibat virus corona di seluruh dunia, terutama di negara berkembang seperti India.
India tengah menjadi sorotan dunia lantaran negara di Asia Selatan itu menghadapi gelombang baru penularan corona yang dinilai lebih ganas.
Amerika Serikat memang masih menempati posisi pertama negara dengan kasus Covid-19 paling banyak dengan 32 juta infeksi, disusul Brasil dan Meksiko.
Namun, India yang berada di posisi keempat saat ini mulai merangkak naik karena kasus harian Covid-19 di negara itu terus menembus rekor dunia dalam beberapa hari belakangan.
“Dan Gates berbicara seolah-olah semua nyawa yang hilang di India adalah hal yang tidak dapat dicegah. Namun pada akhirnya, negara Barat akan membantu dan kenyataannya AS dan Inggris mencekik negara-negara berkembang dengan menolak melanggar perlindungan hak kekayaan intelektual. Itu menjijikkan,” kata Van Ho melalui kicauan di Twitter. (zik)