HOLOPIS.COM – Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja Farmasi dan Kesehatan Reformasi (FSP FARKES Reformasi), Idris Idham menyayangkan tindakan pelaku penganiayaan terhadap perawat di RS Siloam Sriwijaya Palembang hingga luka.
Jika memang persoalannya adalah kekecewaannya terhadap kinerja salah satu tenaga kesehatan itu, sebaiknya tidak langsung main hakim sendiri.
“Apapun yang terjadi sebenarnya bisa didiskusikan terlebih dahulu, tidak main hakim sendiri dengan memukul atau menendang korban,” kata Idris dalam keterangannya, Jumat (16/4/2021).
Menurut Idris, setiap pekerjaan apapun itu pasti semua memiliki standar operasional prosedur (SOP), apalagi korban adalah seorang perawat, dimana mereka menghadapi nyawa manusia, yang pasti sudah sesuai prosedural di bidangnya.
“Tenaga Kesehatan termasuk Perawat merupakan pekerjaan mulia, dan mereka itu tugasnya sudah jelas menolong pasien, bukan menyakiti pasien,” jelasnya.
Oleh karena itu sebagai pelajaran agar di kemudian hari insiden serupa tidak terjadi lagi, ia pun meminta dengan tegas agar Polri bisa menindak oknum pelaku yang diketahui adalah ayah dari salah satu pasien Rumah Sakit Swasta itu.
“Kami yang merupakan serikat pekerja di sektor farmasi dan juga pelayanan kesehatan seperti Rumah Sakit, meminta kepada aparat hukum untuk menindak tegas oknum pelaku kekerasan terhadap perawat yang terjadi di Rumah Sakit Swasta Palembang,” ujarnya.
Perlu diketahui, bahwa seorang perawat RS Siloam Sriwijaya Palembang bernama Christina Ramauli S (28) mendapatkan perlakuan tidak baik oleh seorang pria bernama Jason Tjakrawinata (JT).
Saat ini anak pelaku sedang dirawat di ruang ruang IPD 6 di kamar 6026 RS swasta itu. Kemudian, korban tengah perawatan terhadap pasien yakni mencabut suntik infus dan sempat mengeluarkan darah. Mengetahui kondisi anaknya itu, pelaku pun mendadak naik pitam dan langsung melakukan penyerangan terhadap korban. Setidaknya, tendangan, tamparan dan hingga pemukulan dilayangkan pelaku secara membabi-buta. Bahkan di dalam beberapa video yang beredar, pelaku sempat pula bersitegang ketika satpam dalam Rumah Sakit mencoba melerai.
Perilaku ini pun sangat disayangkan pula oleh manajemen RS Siloam Sriwijaya Palembang.
“Kejadian penganiayaan ini semestinya tidak perlu terjadi. Kami, manajemen RS sangat menyesali perbuatan pelaku, karena kami sudah berusaha memberikan pelayanan terbaik untuk pasien yang dirawat,” kata Direktur RS Sriwijaya Palembang, Bona Fernando.
Akibat insiden itu, korban pun sudah melaporkannya ke Kepolisian melalui Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polrestabes Palembang untuk diambil tindakan hukum.
Sementara itu, akun Instagram pribadi pelaku @halomelisa21._ tampaknya sudah dipegang oleh tim penyidik Kepolisian untuk proses lebih lanjut. Hal ini dengan terlihat seluruh postingan JT diblokir di platform sosial media ini, serta akunnya pun sudah dalam mode private. (MIB)