JAKARTA, HOLOPIS.COM – Indonesia kehilangan 10 juta dosis pasokan vaksin AstraZeneca dari program The Global Alliance for Vaccines and Immunisation (GAVI) dikarenakan embargo dari India. Saat ini Indonesia hanya mendapatkan sekitar 1,3 atau 1,4 juta dosis vaksin gratis saja padahal harusnya mendapat hingga 11,7 juta dosis vaksin.
India diketahui mengalami lonjakan kasus covid-19 yang menyebabkan keputusan embargo tersebut.
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin mengatakan seharusnya Indonesia mendapatkan 15 juta dosis vaksin pada Maret hingga April. Namun sayangnya hal itu tidak bisa terjadi.
Budi mengatakan bulan April akan menjadi masa yang sulit untuk program vaksinasi Indonesia. Namun bulan Mei diharapkan keadaan menjadi membaik, dikarenakan pemerintah akan mendorong produksi dalam negeri, khususnya Bio Farma.
Budi menambahkan bahwa Indoneisa adalah negara ke-4 terbanyak menyuntikkan vaksin di bawah Brasil, Turki, dan Jerman. “Kalau kita keluarkan negara-negara yang bisa memproduksi vaksin sendiri seperti Amerika, Inggris, India, Rusia dan China karena mereka tidak memiliki masalah suplai dari vaksin” jelas Budi.
Distribusi vaksin Indonesia dikatakan sudah lebih banyak dari Prancis, Spanyol, Israel, UEA, Australia, Kanada, Korea Selatan, Jepang dan banyak negara-negara Eropa Barat lainnya.
Tak Hanya di Indonesia, lonjakan kasus covid-19 di India juga turut mengganggu sebagian besar pasokan vaksinasi dunia. Terutama pada sejumlah negara yang bergantung pada kiriman vaksin dari india.
Di Indonesia, sejauh ini pemerintah telah menyuntikkan hingga 12,7 juta dosis vaksin, yaitu 500.000 dosis vaksin per harinya atau sekitar 2,5 juta seminggu atau sekitar 10 juta per bulan. (zik)
Follow channel WhatsApp Holopis.com
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang, dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber dengan link Holopis.com.
Temukan kami di Google News, dan jangan lupa klik logo bintang untuk dapatkan update berita terbaru. Silakan follow juga WhatsApp Channnel untuk dapatkan 10 berita pilihan setiap hari dari tim redaksi.