AMMAN, HOLOPIS.COM – Mantan putra mahkota Yordania Pangeran Hamzah bin Hussein membantah telah melakukan konspirasi untuk melakukan kudeta. Ia sebelumnya dituduh berusaha menggerakkan para kepala suku untuk melawan pemerintah.
“Bekerja dengan entitas asing untuk mengacaukan negara,” kata Wakil Perdana Menteri Yordania Ayman Safadi yang dilansir pada Senin (5/4).
Pangeran Hamzah sebelumnya merilis dua video ke BBC, mengklaim bahwa dia ditempatkan dalam tahanan rumah. Tetapi menuduh para pemimpin Yordania tidak mampu menjalankan pemerintahan dan melakukan korupsi.
Enam belas orang, termasuk mantan penasihat Raja Abdullah dan anggota keluarga kerajaan lainnya, ditangkap pada hari Sabtu (3/4) atas tuduhan mengancam keamanan.
Dalam videonya, Pangeran Hamzah, saudara tiri raja, berkata dia dilarang keluar rumah atau berkomunikasi dengan orang lain.
Langkah ini diambil pemerintah menyusul kunjungan sang pangeran ke sejumlah pemimpin suku, yang dikatakan telah memberikan dukungan.
Ibunya, Ratu Nur yang lahir di Amerika Serikat, berkata dia mendoakan anaknya yang dia sebut sebagai korban tak bersalah dari fitnah jahat.
Tuduhan apa yang dikenakan pada sang pangeran?
Menanggapi kehebohan yang diakibatkan video tersebut pada hari Minggu, wakil PM Ayman Safadi menyatakan Pangeran Hamzah telah memutarbalikkan fakta dan berusaha menarik empati, lansir kantor berita negara, Petra.
Dalam konferensi pers, Pangeran Hamzah telah berbicara dengan pihak di luar negeri tentang mengacaukan stabilitas negara dan pemerintah sudah lama mengawasinya.
Sang pangeran dituduh berusaha menggerakkan “para pemimpin klan” untuk melawan pemerintah.
Tetapi rencana tersebut telah “dihentikan sejak awal”, kata Safadi seperti dikutip Petra.
Safadi kemudian mengklaim bahwa seorang pria yang punya koneksi dengan dinas keamanan asing menawari istri Pangeran Hamzah, Putri Basmah, penerbangan keluar dari Yordania.
Safadi mengatakan para pejabat telah berusaha membujuk sang pangeran alih-alih mengambil tindakan hukum terhadapnya, namun Pangeran Hamzah menanggapi permintaan ini secara negatif. Dia menekankan bahwa dialog sedang berlangsung.
Kekuatan-kekuatan di wilayah termasuk Mesir, Turki, dan Arab Saudi menyuarakan dukungan untuk Raja Abdullah setelah operasi tersebut.
Amerika Serikat, yang bersekutu dengan Yordania dalam peperangan melawan kelompok yang menyebut diri Negara Islam (ISIS), menyebut sang raja sebagai mitra kunci yang mendapatkan dukungan penuh dari mereka.
Inggris juga mendukung sang raja. “Kerajaan Hasyimiyah Yordania adalah mitra yang sangat berharga bagi Inggris,” kata James Cleverly, menteri untuk urusan Timur Tengah dan Afrika Utara.