JAKARTA, HOLOPIS.COM – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen Doni Monardo tak kuasa menahan air mata setelah meraih gelar doktor honoris causa (Dr HC) bidang Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan dari Institut Pertanian Bogor (IPB). Tangis Doni pecah dalam pidato ilmiahnya.
“Saya akan mempertanggungjawabkan penghargaan dan kepercayaan yang diberikan IPB University ini,” kata Doni terisak seperti dilihat di siaran langsung YouTube IPB TV, Sabtu (27/3/2021).
Doni terdiam. Para hadirin pun kemudian bertepuk tangan menyemangati Doni hingga dua kali.
“Saya akan mempertanggungjawabkan penghargaan dan kepercayaan yang diberikan IPB University kepada saya. Gelar dan kehormatan ini menjadi energi baru,” kata Doni yang kembali terdiam.
Dengan suara bergetar. Doni mengatakan akan mempertanggung jawabkan gelar doktor yang diterimanya.
“Bagi saya untuk terus konsisten membantu menyelamatkan lingkungan dan sumber daya alam Indonesia,” ujarnya.
Di acara penganugerahan gelar doktor honoris causa ini, Doni memberikan orasi ilmiah berjudul ‘Model Tata Kelola Sumber Daya Alam dan Lingkungan’. Dia menceritakan upaya-upayanya menggerakkan kegiatan pelestarian lingkungan selama berdinas di TNI Angkatan Darat (AD).
“Pengalaman bertahun-tahun berlatih di hutan dan penugasan operasi militer di beberapa daerah membuat saya mengenali banyak jenis tanaman sehingga saya berkomitmen untuk menanam, merawat, dan melestarikan tanaman di mana pun saya berada,” kata Doni.
Doni mengaku kecintaannya akan pelestarian alam dimulai ketika ditugaskan di Sulawesi Selatan (Sulsel). Di sana, kondisi tanah yang tandus membuat Doni tergerak melakukan penghijauan.
“Dimulai dengan menanam pohon di Asrama Brigif Para Raider III/Tri Budi Sakti Kostrad yang tandus di Kariango, Sulawesi Selatan,” cerita Doni.
Kecintaannya terhadap tanaman dilanjutkan saat dipindahtugaskan ke Jakarta. Dia lalu membuat kebun bibit trembesi di Cikeas, Bogor, Jabar.
“Setelah pindah ke Paspampres di Jakarta, komitmen itu saya buktikan dengan membuat kebun bibit trembesi di Cikeas akhir November 2008, dan pada peringatan Hari Kemerdekaan RI 17 Agustus 2009, bibit trembesi dibagikan di Istana Merdeka,” papar Doni.
Orasi ilmiah berlanjut dengan penjelasan upaya Doni menggandeng semua stakeholder untuk memulihkan kerusakan lingkungan akibat tambang emas ilegal di Gunung Botak, Maluku, yang mengakibatkan tercemarnya biota laut oleh merkuri dan sianida. Hingga cerita lahirnya program Citarum Harum untuk membebaskan Sungai Citarum dari pencemaran akibat limbah logam berat sewaktu dirinya menjabat sebagai Pangdam III/Siliwangi.
Doni Munardo tak Kuasa Menahan Tangis Terima Gelar Doktor IPB
Temukan kami di Google News, dan jangan lupa klik logo bintang untuk dapatkan update berita terbaru. Silakan follow juga WhatsApp Channnel untuk dapatkan 10 berita pilihan setiap hari dari tim redaksi.