JAKARTA, HOLOPIS.COM – Vaksin AstraZeneca yang telah tiba di Indonesia Senin (8/3) petang sebanyak 1.113.600 dan sudah mendapatkan EUA dari BPOM pada 22 Februari 2021 dengan nomor EUA 2158100143A1 akan segera didistribusikan dan digunakan di Indonesia.
Namun belakangan vaksin AstraZeneca ini mendapatkan tanggapan kurang baik dari Eropa, baik dari warga Prancis yang tidak percaya akan khasiat vaksin ini, sampai adanya perberhentian penggunaan vaksin AstraZeneca di Denmark.
Lembaga kesehatan di Denmark, Norwegia, dan Islandia menghentikan sementara penggunaan vaksin virus corona (Covid-19) buatan perusahaan farmasi AstraZeneca, karena ada laporan terjadi penggumpalan darah. Kondisi itu terjadi terhadap sejumlah orang yang disuntik dengan vaksin itu.
Dilansir Reuters, Jumat (12/3), Denmark menghentikan penggunaan vaksin AstraZeneca selama 14 hari, setelah dilaporkan ada seorang perempuan berusia 60 tahun meninggal akibat penggumpalan darah setelah disuntik. Mereka menyatakan dalam laporan hasil evaluasi penyuntikan vaksin itu ada kemungkinan terjadi efek samping sangat serius dalam penggunaan vaksin AstraZeneca.
Menurut mereka vaksin yang digunakan sama dengan yang diterima oleh Austria. Pemerintah Austria menghentikan sementara vaksinasi dengan vaksin AstraZeneca, karena tengah menyelidiki laporan kematian akibat kelainan penggumpalan darah dan emboli paru yang dialami oleh penduduk yang divaksin.
“Saat ini belum memungkinkan untuk memberikan kesimpulan apakah ada kaitannya. Kami bertindak cepat dan harus dilakukan penyelidikan menyeluruh,” kata Menteri Kesehatan Denmar, Magnus Heunicke, melalui Twitter.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular di Institut Kesehatan Masyarakat Norwegia (FHI), Geir Bukholm, menyatakan sengaja menghentikan sementara program vaksinasi menggunakan vaksin AstraZeneca sebagai tindakan pencegahan. Namun, dia tidak merinci kapan penundaan itu akan berakhir.
“Kami akan menunggu informasi jika ada kaitan antara vaksinasi dan kasus penggumpalan darah,” kata Bukholm.
Islandia menyatakan menghentikan sementara program vaksinasi dengan vaksin AstraZeneca sampai mendapat laporan dari Badan Pengawas Obat Eropa (EMA). Pemerintah Italia, Estonia, Lithuania, Luksemburg dan Latvia juga melakukan hal yang sama.
EMA menyatakan sampai saat ini belum menemukan kaitan antara vaksinasi dengan vaksin AstraZeneca dengan kasus penggumpalan darah di Austria. Menurut mereka kasus itu hanya dilaporkan terjadi pada 22 orang dari tiga juta penduduk yang disuntik sejak 9 Maret lalu.
EMA menyatakan mereka bisa memahami keputusan yang diambil oleh Denmark dan Norwegia untuk pencegahan.(tri)