JAKARTA – Hamas pada Kamis (5/6) menyatakan kesiapannya untuk berpartisipasi dalam putaran perundingan yang lebih baru dan serius demi mencapai kesepakatan gencatan senjata permanen. Beberapa bulan belakangan ini, Hamas yang kerap kali dituding sebagai kelompok teroris oleh pasukan militer Israel juga selalu tak menutup diri dari merundingkan kemungkinan damai dengan Israel, demi tidak menaikkan jumlah korban jiwa di Palestina.
“Kami terus berupaya dengan semua pihak untuk mencapai kesepakatan, yang mengarah pada berakhirnya perang ini, gencatan senjata permanen, dan penarikan pasukan pendudukan dari seluruh Jalur Gaza, selain bantuan secepatnya bagi rakyat kami, pengakhiran blokade, dan pencapaian kesepakatan pertukaran yang terhormat,” kata pejabat senior Hamas, Khalil al-Hayya, dikutip Holopis.com, Kamis (6/6).
Al-Hayya mengatakan kontak dengan mediator dan pihak-pihak lainnya terus berlanjut untuk putaran baru perundingan, seraya menambahkan bahwa kelompok tersebut tidak menolak proposal gencatan senjata terbaru dari Amerika Serikat (AS), tetapi menuntut perubahan untuk memastikan berakhirnya perang di Gaza.
BACA JUGA
-
Lima Warga Palestina di Titik Distribusi Bantuan Gaza Tewas dalam Serangan Israel
-
Israel Tuding Kapal Madleen Diisi Propagandis Hamas
-
Profil Greta Thunberg, Aktivis Swedia yang Rela Berlayar ke Gaza Demi Beri Bantuan
-
Israel Tangkap Aktivis Greta Thunberg yang Bawa Bantuan ke Palestina dengan Kapal
-
Bintang ‘Game of Thrones’ Liam Cunningham Ikut di Kapal yang Bawa Bantuan ke Gaza
Dia menekankan bahwa Hamas siap untuk “segera menyerahkan pemerintahan di Gaza kepada badan nasional profesional Palestina yang disepakati.”
Pada 18 Maret, Israel melanjutkan serangan militer di Gaza, secara efektif mengakhiri gencatan senjata bertahap yang dicapai pada Januari. Beberapa putaran pembicaraan yang dimediasi telah diadakan baru-baru ini, namun semuanya gagal memulihkan gencatan senjata di Gaza.
Sebagai informasi, jumlah korban tewas di Gaza akibat serangan Israel telah mencapai 54.677 orang sejak serangan dimulai pada 2023, menurut data yang dirilis oleh otoritas kesehatan Gaza pada Kamis.