Holopis.com HOLOPIS.COM, NTT – Cuaca ekstrem melanda wilayah Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur dan menyebabkan sejumlah kerusakan hingga korban jiwa.

Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan, bencana yang terjadi sejak Kamis, (29/6) itu dimulai dari angin kencang, banjir dan tanah longsor yang terjadi setelah hujan dengan intensitas tinggi berdurasi lama.

“Akibat kejadian ini mengakibatkan dua warga meninggal dunia dan satu warga hilang yang saat ini masih dalam pencarian,” kata Abdul, Senin (4/6).

Abdul kemudian seperti biasa tidak menjelaskan mengenai data lengkap mengenai korban jiwa yang meninggal maupun dinyatakan hilang. Dia hanya mengatakan bahwa upaya evakuasi dan pencarian terhadap korban hilang juga terus dilakukan di sekitar aliran sungai.

“Sementara itu, upaya perbaikan jalan dan jembatan yang rusak pascalongsor juga tengah diinisiasi untuk memudahkan lalu lintas para warga,” tukasnya.

Abdul mengungkapkan di wilayah terdampak yakni Desa Toineke di Kecamatan Kualin saat ini banjir sudah mulai berangsur surut di beberapa titik dan menyisakan lumpur.

Hasil pendataan sementara mencatat 100 rumah terdampak, enam rumah rusak berat, satu unit sekolah rusak berat dan lahan pertanian warga. “Ketinggian debit air pada saat terjadi banjir berkisar antara 150 sentimeter. Para warga terdampak memilih untuk mengungsi kerumah kerabat terdekat,” imbuhnya.

Tim gabungan yang terdiri dari BPBD, Tni-Polri, Basarnas, Pemerintah Daerah, Relawan dan Masyarakat bekerjasama untuk melakukan manajemen darurat berupa pendataan dan pemantauan.

Abdul menambahkan, pemerintah daerah setempat juga telah menetapkan status tanggap darurat hingga 14 hari kedepan. Hal ini diambil guna memberikan percepatan penanganan darurat terhadap warga terdampak.