HOLOPIS.COM, JAKARTA – Jamaah haji Indonesia saat ini sedang berada di Makkah Al-Mukarramah untuk menunggu fase puncak haji, Arafah – Muzdalifah – Mina atau Armuzna. Sebagian dari mereka sudah menyelesaikan tahapan Arbain di Nabawi, sebagian lain akan menjalaninya setelah proses haji.
Operasional haji sudah berjalan 28 hari sejak kali pertama pemberangkatan pada 4 Juni 2022. Tim Pemantauan dan Evaluasi Kinerja Petugas dan Layanan, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi mulai bekerja, menggali beragam saran, kritik, masukan, dan kesan dari para jemaah haji Indonesia.
Dalam penggalian kritik dan saran itu, Kemenag RI mendapatkan sanjungan dari salah satu jamaah haji Indonesia asal Kota Depok, Jawa Barat. Jamaah yang bernama Tri Hidayatno tersebut mengaku layanan haji yang dipersembahkan oleh Kementerian Agama kali ini sangat luar biasa.
“Menurut saya sudah plus plus dari segi layanan,” kata Tri Hidayatno di kawasan Misfalah, Makkah, Jumat (1/7).
Jamaah haji yang tergabung di dalam kloter 8 Embarkasi Jakarta – Bekasi (JKS 8) tersebut berangkat haji bersama istrinya Siti Wahyuningrum, setelah menunggu selama 10 tahun lamanya, termasuk dua tahun tertunda karena pandemi. Pasangan suami istri ini berangkat pada gelombang pertama sehingga sudah menyelesaikan fase Arbain di Masjid Nabawi-Madinah.
Ini adalah kali pertama mereka berdua beribadah haji. Selama ini, info tentang layanan haji mereka dapat dari orang tuanya yang berangkat pada 2009 dan 2011. Tri Hidayatno menilai kondisinya sudah sangat berbeda.
Hal senada disampaikan oleh istrinya, Siti Wahyuningrum. Dia merasakan kinerja petugas sangat baik. Mereka selalu siap selama 24 jam.
“Kita berangkat ke Masjidil Haram jam berapa saja, selalu ada petugas yang siap memberikan layanan, misalnya memastikan bus shalawat ada dan seterusnya,” tuturnya.
Tri dan Siti tergabung dalam Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH). Selama di Makkah, proses bimbingan ibadah yang diikutinya adalah yang digelar oleh KBIH. Namun, mereka juga mengikuti proses sosialiasi Armuzna yang dilaksanakan konsultan ibadah.
“Kemarin ada sosialisasi persiapan Armuzna dari kloter untuk kaum ibu-ibu sama para Karom (ketua rombongan). Sudah dijelasin semuanya. Komunikasinya enak, menjelaskannya jelas. Pembimbing ibadahnya perempuan,” ujar Siti Wahyuningrum yang juga punya kesan tersendiri terkait layanan Bus Shalawat.
Dia mengaku senang dengan keberadaan Bus Shalawat. Apalagi, bis yang digunakan sangat bagus, termasuk bis antar kota yang mengantarkannya dari Madinah menuju Makkah. Bis yang ditumpanginya bagus, meski dia mengaku mendengar ada salah satu bus dalam rombongannya yang AC nya mati.