HOLOPIS.COM, JAKARTA – Hoegeng Awards 2022 tengah membuka program untuk pencarian sosok polisi teladan kategori Polisi Berdedikasi pada Senin (14/3). Sejak program ini dibuka, terdapat puluhan ribu usulan dari masyarakat yang mengusulkan sosok polisi terbaik menurut versi mereka.
Dalam proses pencarian, detikcom menjadi media awal yang menyeleksi berbagai usulan dari masyarakat. Hasil dari seleksi ini kemudian diserahkan kepada Dewan Pakar Hoegeng Awards 2022.
Saat ini, telah dipilih tiga kandidat besar penerima Hoegeng Awards 2022 untuk kategori Polisi Berdedikasi yang dipilih langsung oleh Dewan Pakar. Tiga kandidat itu adalah anggota Satuan Polair Polres Lampung Selatan, Aipda Agung Gede Asmarajaya, Kanit Binmas Polsek Muara Gembong, Aipda Rohimah, dan anggota Satuan Brimob Polda Sulawesi Selatan, Ipda Purwanto. Berikut profil-profil mereka.
1. Aipda Agung Gede Asmarajaya
Aipda Agung Gede Asmarajaya, Anggota Satuan Polair Polres Lampung Selatan, merupakan salah satu finalis penerima Hoegeng Awards 2022 kategori Polisi Berdedikasi.
Ia membuat berbagai program yaitu Jangkar Pustaka atau komunitas penyuluhan literasi dan perawatan lingkungan hidup di Lampung Selatan sejak 2012. Program Jangkar Pustaka ini bertujuan untuk meningkatkan minat baca masyarakat, baik anak-anak hingga orang dewasa.
“Saya sama relawan berinisiasi membawa buku-buku ke masyarakat. Saya merasa ada kesenjangan akses buku di sini dengan masyarakat lain, kan kalau di pendidikan tinggi tidak ada tes khusus masyarakat terpencil dan lain-lain, semuanya sama,” kata Aipda Agung, Rabu (30/3).
Dalam hidupnya, ia memiliki tekad untuk tetap dapat memberikan manfaat kepada masyarakat dengan cara pengabdiannya sebagai polisi. Salah satu landasan Aipda Agung dalam menjalankan hidupnya yaitu ‘kita adalah apa yang sudah kita lakukan’.
Selain program literasi, ia juga menyalurkan kontribusinya melalui kepedulian kepada masyarakat kurang mampu.
“Jadi beberapa kali ada kejadian bencana alam seperti di Lampung baik tsunami, Palu, Lombok, itu dia aktif menggalang bantuan. Terus dia ngontak ke teman-temannya ‘ayo bantu bantu bantu’. Selain itu juga, beberapa warga di sini udah ngerasain lah gimana kiprah dia dalam membantu bedah rumah, mengadakan sunatan massal gratis,” kata Yodistira Nugraha, salah satu warga Desa Kelawi Kecamatan Bakauheni.
2. Aipda Rohimah
Kepala Unit Pembinaan Masyarakat (Kanit Binmas) Polsek Muara Gembong, Ibda Rohimah melancarkan berbagai program-program nya yang ditujukan untuk masyarakat. Ia membuat program untuk membantu para kaum jompo yang dinilai kurang beruntung dan program Geserin (Gerakan Seribu Koin).
Program Geserin ini merupakan program pengumpulan koin-koin yang nantinya akan disalurkan untuk membantu orang-orang lanjut usia yang berada pada garis kemiskinan.
“Itu yang membuat saya tergerak, ketika ada nenek-nenek di salah satu ujung Muara, tapi sekarang sudah meninggal. Itu dia sebatang kara. Terus kubilang (dalam hati), ‘Kenapa kita tidak bisa berbuat, menyalurkan itu untuk bergerak’,” ucap Aipda Rohiman, Rabu (23/5) lalu.
Ia pernah memperjuangkan sebuah kasur untuk seorang nenek yang hidup hanya sebatang kara. Hal ini ia lakukan karena janjinya kepada Allah SWT untuk membantu orang lain.
“Janji saya sama Allah ketika jadi polisi, saya akan membantu orang-orang yang tidak mampu. Kita berbuat baik itu nggak mesti nunggu kita kaya. Saya masih kekurangan tapi insyaallah saya bisa (membantu),” lanjutnya.
Banyak warga yang mencoba mengusulkan Aipda Rohimah sebagai salah satu finalis Hoegeng Awards 2022 kategori Polisi Berdedikasi. Hal ini dipertegas kembali oleh Agung Santoso yang melihat bahwa Aipda ini merupakan sosok polwan yang memiliki jiwa sosial yang tinggi.
3. Ipda Purwanto
Ipda Purwanto merupakan anggota Satuan Brimob Polda Sulawesi Selatan. Tidak hanya menjadi polisi, ia juga mendedikasikan dirinya untuk membina petani-petani yang diikuti penyaluran hasil bumi ke panti asuhan.
“Pak Purwanto ini melahirkan konsep ‘kampung sayur’. Jadi di kabupaten saya itu ada dataran tinggi, di dataran tinggi itu ada dua kecamatan yang menjadi lokasi binaan Pak Purwanto itu sendiri. Dua lokasi inilah yang kemudian konsep pertanian organik itu coba dijalankan. Kemudian program-program sedekah sayur itu berasal dari situ,” kata Jamaluddin, salah satu warga Kanreapia, Kecamatan Tombolo Pao, Gowa, Sulawesi Selatan.
Ipda Purwanto dinilai memiliki jiwa sosial yang tinggi, hal ini bisa dilihat dari usahanya untuk menuju kampung di Gowa yang menempuh perjalanan kurang lebih 100 km demi mengurusi program dan pendistribusian program kampung sayurnya.
Atas kontribusi dan usaha yang diberikan oleh Pak Pur, membuat warga sekitar Gowa termotivasi untuk bekerja dan berkontribusi lebih keras.
“Jadi semangat Pak Pur ini menjadi motivasi di kami, saya sebagai perwakilan petani. Kemudian melihat bahwa seorang anggota polisi saja yang sudah punya pangkat, dia sudah punya gaji, punya jabatan, tapi masih mau melakukan kegiatan-kegiatan sosial,” lanjutnya.
Selain kampung sayur, Pak Pur juga menggagas program baru untuk melanjutkan program sebelumnya, yaitu sedekat sayur. Program ini dilakukan untuk pendistribusian sayuran ke 100 panti asuhan.
“Program berbagi sayur di Sulsel mampu tembus di angka 100 panti asuhan. Di masa sulit di tengah COVID-19, Ipda Purwanto terus melakukan kegiatan berbagi sayur ke banyak panti-panti asuhan di Sulsel,” kata Jamaluddin.