HOLOPIS.COM, JAKARTA – Meteri Keuangan (Menkeu) RI, Sri Mulyani Indrawati menyoroti sejumlah tekanan eksternal yang berpotensi mengganggu laju pemulihan ekonomi nasional, salah satunya terkait lonjakan harga komoditas global di pasar Internasional.
Menurutnya, lonjakan harga komoditas global yang terjadi saat ini berpotensi mengerek inflasi dalam negeri. Ia memproyeksi, tingkat inflasi Indonesia pada semester kedua 2022 mencapai 3,5 persen. sementara inflasi pada keseluruhan tahun 2022 diproyeksi mencapai 4,5 persen.
“Inflasi ini sedikit mengalami tekanan di semester kedua 2022 di kisaran 3,5 persen, dan untuk keseluruhan tahun diperkirakan di kisaran 3,5-4,5 persen,” ujar Sri Mulyani dalam rapat kerja bersama Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Gubernur Bank Indonesia (BI), Jumat (1/7).
Angka ini tercatat lebih tinggi dibanding proyeksi sebelumnya yang berkisar di rentang 2-4 persen. Dia menyebutkan, bahwa lonjakan harga komoditas dan tekanannya diperkirakan masih akan berlanjut di semester II tahun ini.
“Meski demikian, peran APBN sebagai shock absorber diharapkan bisa mendukung dan menjaga daya beli masyarakat dan juga terkendalinya laju inflasi,” ungkap Sri.
Sementara untuk nilai tukar Rupiah pada semester I tahun ini sedikit mengalami kontraksi di tengah ketidakpastian dan volatilitas pasar keuangan The Fed Funds Rate, dan berpengaruh terhadap peningkatan suku bunga Surat Utang Negara (SUN) bertenor 10 tahun.