MADURA, HOLOPIS.COM – Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia, Islah Bahrawi mengatakan, bahwa di dalam perjalanan sejarah yang selama ini ada, perpecahan antar sesama umat Islam terjadi justru karena ada kepentingan politik dengan mengatasnamakan agama.
Hal tersebut menurutnya, sangat berpotensi untuk memicu degradasi esensi nilai-nilai agama yang seharusnya mulai dan agung untuk persatuan dan kesatuan.
Perspektif itu disampaikan Islah dalam paparanya di acara Halaqah Islam Wasathiyah yang diselenggarakan oleh Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Nahdlatul Ulama (Lakpesdam NU) Sumenep di Hotel Asmi, Jawa Timur, Senin (27/6).
“Islam terpecah karena kepentingan politik. Sehingga yang terjadi adalah gerakan kekerasan yang mendegradasi esensi agama,” kata Islah.
Alumni Pesantren Syaichona Cholil Bangkalan tersebut menyatakan, bahwa selama ini Islam seringkali dianggap sebagai agama intoleran, ekstrimis, dan sejenisnya. Hal demikian terjadi karena beberapa kelompok mengatasnamakan agama Islam untuk kepentingan kekuasaan atau pragmatisme politik.
“Maka, saya menginginkan untuk menyelamatkan Islam dari anggapan negatif, intoleran, ekstrimis, dan sejenisnya,” ujarnya.
Menurut pemuda yang karib juga disapa Gus Islah ini menyebutkan, bahwa perpecahan dan kekerasan terjadi dalam sejarah perkembangan Islam selain disebabkan adanya kepentingan politik yang mengatasnamakan agama, pragmatisme dan feodalistik.
“Juga pada hakikatnya, manusia memiliki keinginan untuk menguasai manusia lain dengan kelompoknya sendiri,” sambungnya.