JAKARTA, HOLOPIS.COM Krisis energi yang menimpa Sri Lanka nampaknya semakin memburuk. Hal itu seperti yang disampaikan Menteri Tenaga dan Energi Sri Lanka, Kanchana Wijesekera.

Mengutip dari CNN, Wijesekera mengatakan bahwa stok bahan bakar minyak (BBM) di Sri Lanka kini hanya cukup untuk 5 (lima) hari. Pengumuman itu disampaikannya pada Jumat (17/6) kemarin. Artinya, jika dihitung dari hari ini hanya tersisa empat hari lagi.

“Kami berjuang untuk mendapatkan pasokan bahan bakar karena masalah valas kami dan pemerintah bekerja untuk mengelola stok solar dan bensin yang ada hingga 21 Juni,” kata Wijesekara yang dikutip, Sabtu (18/6).

Pada pekan ini, memang terjadi antrean yang mengular di beberapa SPBU di Sri Lanka. Bahkan tidak sedikit antrean yang berlangsung semalaman.

Wijesekera mengakui, pemerintah merasa kesulitan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat saat ini. Terlebih dengan posisi cadangan devisa yang sudah semakin menipis.

“Kami merasa sangat sulit untuk memenuhi permintaan dan stok bisa habis lebih cepat jika kami tidak mengurangi perjalanan yang tidak penting dan berhenti menimbun bahan bakar,” terangnya.

“Kami berharap akan ada pengiriman bensin dalam tiga hari ke depan dan dua pengiriman lagi dalam delapan hari ke depan,” tambahnya.

Adapun krisis pasokan energi yabg terjadi saat ini merupakan buntut krisis ekonomi yang melanda berjuluk Mutiara Samudera Hindia itu.

Saat ini, harapan Sri Lanka untuk keluar dari krisis energi ini ada di tangan pemerintah India. Sebab, saat ini negara dengan 22 juta penduduk itu tengah menunggu kepastian pinjaman dari sebesar USD 500 juta dari Bank Exim. Nantinya, dana tersebut akan digunakan untuk membeli BBM selama seminggu ke depan.

Sebelumnya, India telah memberikan bantuan sekitar USD 3 miliar kepada Sri Lanka yang saat itu tengah mengalami krisis keuangan, termasuk jalur kredit USD 1 miliar untuk impor penting dan pertukaran USD 400 juta.