JAKARTA, HOLOPIS.COM – Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK) Habib Syakur Ali Mahdi Al Hamid menilai bahwa koalisi semut merah yang diisi oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sulit untuk mewujudkan narasi penghentian politik identitas di kalangan masyarakat.

“Saya tidak percaya koalisi ini mampu menghilangkan politik identitas, justru mereka malah bakal bermain dengan kata-kata dan isu primordialisme,” kata Habib Syakur, Senin (13/6).

Hal ini juga ketika dilihat dari skalanya, PKS lebih dominan kekuatannya ketimbang PKB. Dimana basis loyalnya lebih kuat, sementara PKB tidak memiliki basis loyal sekalipun berada di kalangan Nahliyyin.

“Kalau PKB dan PKS diadu, maka PKB pasti kalah,” ujarnya.

Melihat kekuatan basis semacam ini, Habib Syakur tak yakin PKB bisa membumikan Islam Wasathiyah kepada basis PKS. Sebaliknya, PKB justru yang bakal lebih mempengaruhi partai yang dipimpin oleh Muhaimin Iskandar itu.

Kemudian, ulama asal Kota Malang itu mengingatkan bahwa masyarakat Indonesia sebetulnya sudah jenuh dengan pertengkaran yang terjadi lintas agama. Bahkan mereka sebenarnya sudah terlalu jenuh dengan partai berbasis Islam yang tidak mengakomodir kepentingan umat Islam.

“Masyarakat sudah jenuh dengan partai-partai berbasiskan islam, mereka tidak bisa secara menyeluruh mengakomodir apa yang menjadi inisiasi rakyat dan umat Islam, karena memang berbicara skala kepentingan,” pungkasnya.

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid meyakini, bahwa koalisi yang dibangun oleh PKB dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dapat menghilangkan polarisasi di tengah masyarakat. Baik itu panggilan negatif seperti kadrun dan kecebong akan tereduksi secara sendiri.

“Kalau PKS dan PKB duduk, politik identitas hilang, pembelahan hilang, kadrun-kadrun hilang. Yang diinginkan masyarakat perut kenyang, anak-anak bisa sekolah, kesehatan bisa terjamin, masa depan Indonesia terjaga,” kata Jazilul di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (9/6).

Menurut Jazilul, kehadiran koalisi yang dijajaki oleh PKB dan PKS ini merupakan kabar gembira karena menciptakan poros ketiga yang mencegah polarisasi.