JAKARTA, HOLOPIS.COM – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat utang negara kembali membengkak pada periode April 2022.
Secara tahunan, utang negara tercatat meningkatkan sebesar 7,85 persen year on year (yoy), dari yang semula Rp 6.527 menjadi Rp 7.040 triliun.
Namun secara bulanan, utang negara pada April 2022 mengalami penurunan jika dibandingkan dengan posisi Maret 2022 (year to date/ytd) yang sebesar Rp 7.052 triliun.
“Secara nominal, terjadi penurunan total outstanding dan rasio utang terhadap PDB dibandingkan dengan realisasi Maret 2022,” tulis Kemenkeu seperti dikutip dari data APBN Kita, Rabu (25/5).
Kemenkeu memaparkan, utang pemerintah masih didominasi oleh instrumen Surat Berharga Negara (SBN) yang mencapai 88,47 persen dari total utang akhir bulan lalu.
Adapun jika dirinci, utang pemerintah dari penerbitan SBN mencapai Rp 6.228 triliun, yang terdiri dari SBN berdenominasi rupiah sebesar Rp 4.993 triliun dan dolar AS sebesar Rp 1.235 triliun.
Kemudian untuk utang yang berasal dari pinjaman dalam negeri tercatat sebesar Rp 14,1 triliun, sedangkan dari pinjaman luar negeri sebesar Rp 797 triliun.
Untuk pinjaman dari luar negeri terdiri dari utang bilateral sebesar Rp 270 triliun, multilateral Rp 484 triliun, dan commercial bank Rp42 triliun.
Meski demikian, APBN 2022 hingga April 2022 masih mencatatkan surplus sebesar Rp103,1 triliun. Realisasi itu berbanding terbalik dengan tahun lalu di periode yang sama, dimana saat itu APBN mencatatkan defisit hingga Rp 138,2 triliun.
Surplus terjadi tak lain karena realisasi pendapatan yang diterima lebih tinggi dari belanja negara.
Tercatat, pendapatan negara hingga April 2022 mencapai Rp 853,9 triliun. Jumlah itu naik 45,9 persen dibandingkan dengan posisi April 2021 lalu yang hanya Rp584,9 triliun.
Penerimaan berasal dari pajak sebesar Rp567,7 triliun, bea dan cukai Rp108,4 triliun, dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp177,4 triliun.
Sementara, belanja negara hanya sebesar Rp750,5 triliun pada akhir April 2022. Realisasi itu naik 3,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp723 triliun.
