JAKARTA, HOLOPIS.COM – Merebaknya virus Covid 19 beberapa tahun terakhir ini, membuat berbagai lini harus melakukan perubahan untuk bisa tetap bertahan. Seperti pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), yang akhirnya harus bertranformasi ke arah digital.
Namun, Deputi Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Muhammad Neil El mengatakan, transformasi digital bukan hanya buka toko secara online. Tetapi, pelaku UMKM juga harus memiliki literasi digital yang cukup.
“Selama beberapa tahun terakhir ini, karena pandemi, transformasi digital menjadi sebuah keharusan, keniscayaan. Sehingga, ada kebutuhan akan peningkatan literasi digital dari teman-teman pelaku UMKM. Jadi transformasi digital ini bukan hanya sekadar buka toko online, terus jualan di sana,” kata Neil (24/5).
Untuk bisa meningkatkan bisnisnya saat transformasi ke digital, pelaku UMKM harus bisa menciptakan strategi pemasaran yang baik.
“Banyak sekali yang harus dikerjakan di situ, terutama tentang bagaimana cara melakukan pemasaran melalui gambar atau foto, misalnya,” ujarnya.
Selain itu, saat menawarkan barang secara online bukan hanya sekedar memajang foto. Oleh karena itu, pelaku UMKM juga harus bisa menceritakan mengenai produk yang akan ditawarkan.
Ini menjadi nilai tambah yang bisa membuat konsumen tertarik untuk membeli produk yang ditawarkan.
“Misalnya, ada yang jualan songket. Kalau sekadar foto songket dan harga tanpa cerita, orang tidak akan tertarik untuk membeli. Tapi, kalau ada cerita misalnya bagaimana songket tersebut dibuat selama berbulan-bulan, itu akan memberikan nilai lebih,” ujar Neil.
Tidak cukup sampai disitu, pelaku UMKM juga harus paham dengan regulasi yang berlaku terkait UMKM serta pengelolaan keuangan yang baik.
“Biar bagaimana pun, cara pemasaran itu penting. Pemenuhan persyaratan juga, misalnya kalau bergerak di bidang makanan, pahami bagaimana memenuhi peraturan yang ada, ini juga menjadi kunci bagi keberhasilan teman-teman sekalian,” ujar Neil.