JAKARTA, HOLOPIS.COM – Presiden Jokowi mengeluhkan beratnya beban negara dalam menanggung biaya subsidi energi yang terus membengkak.
Terlebih, ketika kondisi pandemi Covid-19 yang kemudian diperparah dengan perang antara Rusia-Ukraina, membuat harga sejumlah bahan energi harus terus dijaga di Indonesia dan tidak seperti di negara lain.
” Bensin, coba dilihat kenaikannya sangat tinggi sekali di negara-negara selain kita. Singapura sekarang harga BBM sudah Rp32.000, Jerman sudah di angka Rp31.000, Thailand Rp20.000. Kita ini, kita Pertalite masih Rp7.650, sekali lagi Rp7.650, Pertamax Rp12.500. Yang lain sudah jauh sekali,” kata Jokowi (24/5).
Jokowi mengklaim, kondisi harga tersebut karena ulah pemerintah yang terus menahan harga dengan proses subsidi yang semakin lama semakin memberatkan.
“Kenapa harga kita masih seperti ini? Ya karena kita tahan terus. Tapi subsidi ini kan membesar, membesar, membesar. Kapan kita bisa menahan, sampai kapan kita bisa menahan ini? Ini pekerjaan kita bersama-sama. Sehingga saya minta kementerian/lembaga, pemerintah daerah, sekali lagi, memiliki sense yang sama,” pintanya.
“Berat nahan harga seperti itu, berat,” sambungnya.
Jokowi kemudian juga membandingkan harga beras di Indonesia yang masih berada di angka Rp10.700, dibandingkan negara lain yang sudah naik mulai 30 sampai 60 persen.
“Dan inflasi larinya kalau sudah semua barang naik, naik, naik, artinya kenaikan inflasi pasti terjadi. Di Amerika itu ndak pernah lebih dari 1 persen, sekarang coba dilihat Amerika sudah di angka berapa? 8,3 persen. Berapa kali lipat? Turki bahkan sudah mencapai hampir 70 persen, bayangkan. Kita masih di 3, alhamdulillah masih di 3,5 persen,” tukasnya.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu kemudian meminta pengertian masyarakat Indonesia jika kemudian akhirnya ada sebagian harga kebutuhan masyarakat yang harus naik karena faktor yang telah dijelaskan sebelumnya.
“Patut kita syukuri. Tapi karena kita nahan pertalite, nahan gas, nahan listrik, listrik, begitu itu kita ikutkan ke harga keekonomian ya pasti inflasi kita akan mengikuti naik,” paparnya.