JAKARTA, HOLOPIS.COM – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) berpendapat bahwa penyebaran virus cacar monyet di luar Afrika tidak membutuhkan distribusi vaksin. Melainkan hanya cukup menjaga kebersihan, dan perilaku seksual yang aman dapat membantu menahan penyebarannya.

“Langkah yang dilakukan untuk mengendalikan wabah adalah pelacakan kontak, dan isolasi,” kata Richard Pebody, yang memimpin tim patogen ancaman tinggi di WHO Eropa, melansir dari Reuters, Selasa (24/5).

Ia mengatakan cacar monyet bukanlah virus yang mudah menyebar, dan sejauh ini tidak menyebabkan penyakit serius. Justru menurutnya, vaksin yang saat ini digunakan untuk memerangi cacar monyet dapat memiliki efek samping yang cukup signifikan.

Pebody berkomentar sesudah Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mengatakan bahwa mereka sedang dalam proses merilis beberapa dosis vaksin Jynneos untuk digunakan dalam kasus cacar monyet.

Sementara itu, pemerintah Jerman mengatakan mereka sedang mempertimbangkan pilihan vaksinasi, dan Inggris telah menawarkan vaksin ke beberapa petugas kesehatan.

Pemerintah Jerman mengatakan pada hari Senin bahwa mereka sedang menilai pilihan untuk vaksinasi, sementara Inggris telah menawarkannya kepada beberapa petugas kesehatan.

Saat ini, masih belum diketahui secara jelas apa yang menyebabkan penyebaran virus terjadi. Saat ini para ahli sedang mencari tahu apakah virus yang sudah lama dikenal ini mengalami perubahan.

Virus cacar monyet (monkeypox) pertama kali ditemukan di tahun 1970an di wilayah Afrika Barat dan Tengah.

Menurut penjelasan para ahli, cacar ini adalah versi yang lebih ringan dari cacar manusia biasa. Gejala yang dirasakan pun seperti demam, pusing, pembengkakan kelenjar getah bening dan gatal-gatal.