JAKARTA, HOLOPIS.COM – Presiden Jokowi mengungkapkan bahwa kondisi perekonomian sejumlah negara di Asia-Pasifik belum sepenuhnya pulih setelah dihantam Pandemi Covid-19.
Hal tersebut disampaikan Jokowi saat pembukaan sidang Komisi ke-78 United Nations Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (UNESCAP), di Istana Merdeka, Provinsi DKI Jakarta.
70 persen dari total pengangguran baru terjadi di kawasan kita dan 85 juta penduduk kembali masuk ke jurang kemiskinan ekstrem,” kata Jokowi, Senin (23/5).
Pertumbuhan ekonomi kawasan tahun ini, sebagaimana prediksi IMF, turun 0,5 persen menjadi 4,9 persen. Inflasi juga diperkirakan mencapai 8,7 persen, naik 2,8 persen dari perkiraan semula. Yang utama menurut Jokowi ketika pencapaian SDGs semakin tertunda.
“Kawasan kita diperkirakan baru dapat mencapai SDGs paling cepat pada tahun 2065, dan menurut Global Climate Risk Index, enam dari 10 negara paling terdampak perubahan iklim dalam jangka panjang ada di Asia-Pasifik,” tukasnya.
“Menjawab tantangan ini, saya mendukung sepenuhnya upaya UNESCAP memajukan “A common agenda to advance sustainable development”,” sambungnya.
Jokowi pun menyarankan beberapa hal penting untuk penanganan permasalahan tersebut yakni mulai dari penanganan pandemi harus dilanjutkan dan kesenjangan vaksinasi di kawasan harus ditutup.
“Kawasan ini memiliki negara dengan pencapaian vaksinasi tertinggi dan juga terendah di dunia. Keberhasilan vaksinasi menentukan reaktivasi ekonomi nasional dan konektivitas dengan perekonomian dunia. UNESCAP dapat mendukung terbentuknya jaringan fasilitas produksi dan distribusi vaksin regional, mengatasi tantangan logistik, dan mempersingkat rantai pasok,” jelasnya.
Untuk pendanaan akselerasi SDGs pun ditegaskan Jokowi, harus diperkuat. ADB pun memperkirakan kebutuhan USD 1,5 triliun setiap tahunnya untuk memastikan SDGs tercapai di Asia-Pasifik tahun 2030, sementara ketersediaan pendanaan global hanya USD 1,4 triliun.
“Kesenjangan besar ini harus ditutup. Investasi sektor swasta harus didorong. Meskipun Asia-Pasifik merupakan kawasan terbesar bagi penanaman modal asing inbound dan outbound, namun nilai investasi ke kawasan sendiri masih kecil,” ajaknya.
Jokowi menambahkan, sumber-sumber pertumbuhan baru harus diperkuat. Digitalisasi, pemberdayaan UMKM, dan pertumbuhan hijau adalah masa depan bersama.
“Optimalisasi digitalisasi perdagangan akan memangkas biaya perdagangan di kawasan setidaknya 13 persen. Akses UMKM pada financial inclusion dan rantai pasok kawasan perlu didorong. Dukungan bagi upaya pertumbuhan hijau sangat diperlukan, termasuk transisi energi, dan kapasitas pajak perlu harus diperkuat, termasuk carbon tax,” pungkasnya.