JAKARTA, HOLOPIS.COM Lin Che Wei, tersangka kasus dugaan korupsi penerbitan Persetujuan Ekspor (PE) Crude Palm Oil (CPO) dan turunannya diketahui mendapat upah miliaran rupiah setiap bulannya.

“Saya tidak hafal besarnya. Tapi itu setiap bulannya miliaran ada (upah yang diterima),” kata Direktur Penyidikan pada Jaksa Agung Muda Pidana Khusus (Jampidsus) Kejaksaan Agung, Supardi di Jakarta, Jumat (20/5).

Supardi menjelaskan, penasihat Kebijakan Independent Research & Advisory Indonesia (IRAI) ini sebagai konsultan yang menjadi penghubung dan terhadap perusahaan eksportir minyak sawit.

Bahkan, pria yang memiliki nama Weibinanto Halimdjati ini sukup aktif mengambil kebijakan ekspor CPO. Padahal, ia tidak memiliki jabatan dalam struktur organisasi di Kementerian Perdagangan.

Akan tetapi, Lin Che Wei memberikan rekomendasi kepada Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan, Indrasari Wisnu Wardhana (IWW) supaya menerbitkan izin ekspor minyak goreng.

“Dia (LCW) di Kementerian difungsikan dalam rangka menentukan kebijakan CPO, minyak goreng. Bahkan, memberikan rekomendasi untuk perusahaan-perusahaan yang terafiliasi dengannya. Itu saya katakan, sebetulnya sudah ada conflict interest. Esensinya di situ,” tukasnya.

Dalam kasus ini, tiga petinggi perusahaan eksportir CPO yang ditetapkan tersangka, yakni Komisaris PT. Wilmar Nabati Indonesia, Master Parulian Tumanggor; Senior Manager Corporate Affairs PT. Pelita Agung Agrindustri/Permata Hijau Group, Stanley MA; dan General Manager di Bagian General Affair PT Musim Mas, Picare Tagore Sitanggang dan Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Indrasari Wisnu Wardhana.