JAKARTA, HOLOPIS.COM Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS) Anthony Budiawan, menilai, penurunan tingkat kepuasan publik secara signifikan sangat berbahaya, mengingat masa jabatan Presiden Joko Widodo masih 2,5 tahun lagi.

Pernyataan Anthony mengacu pada hasil survei Indikator Politik Indonesia yang menunjukkan penurunan tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Presiden Joko Widodo merosot dari 72 persen pada Desember 2021 ke angka 58,1 persen.

“Mungkin publik melihat Jokowi tidak mampu mengatasi permasalahan ekonomi maupun KKN dan mafia yang semakin merajalela,” cuit Anthony melalui akun Twitter miliknya.

Ia juga menyatakan anjloknya tingkat kepuasan publik hanya dalam waktu lima bulan juga sangat janggal.

“Mungkin kepuasan publik sebelumnya memang bukan 72 persen. Tapi dibuat 72 persen untuk membentuk opini, untuk menunda Pemilu. Karena tidak berhasil, lembaga survei mulai cuci tangan, mulai menyesuaikan hasil sebenarnya,” cuitnya lagi.

Anthony menyatakan kalau benar kepuasan publik anjlok begitu dalam, maka dalam waktu dekat Jokowi akan ditinggal rekan koalisinya.

“Mereka tidak mau dibebani sampai pemilu 2024, puja puji akan berubah menjadi caci maki, seperti terjadi pada SBY di akhir masa jabatan,” tandasnya.