JAKARTA, HOLOPIS.COM Anggota Komisi IX DPR RI, Rahmad Handoyo mendesak pemerintah segera mengambil langkah antisipasi penyakit hepatitis akut misterius dan penyakit menular lainnya, salah satunya dengan mempercepat penciptaan dan produksi vaksin dalam negeri.

“Untuk mengantisipasi penyakit hepatitis akut misterius serta penyakit-penyakit menular yang diakibatkan virus lainya kita mendorong pemerintah untuk lebih berdikari dan berdaulat di bidang kesehatan terutama di penciptaan vaksin,” ujar Rahmad Handoyo dalam keterangan resminya yang dikutip Holopis, Selasa (17/5).

Legislator dari fraksi PDI Perjuangan itu mengatakan, bahwa pemerintah harus berkaca dari penanganan pandemi Covid-19, di mana pemerintah masih mengandalkan vaksin luar negeri.

Untuk itu, ia mendesak pemerintah untuk sesegera mungkin menciptakan kemandirian di bidang vaksin, mengingat saat ini penyakit hepatitis akut yang belum ditemukan penyebabnya itu sudah mulai mewabah di Tanah Air.

“Saat ini kita pandemi masih mendatangkan 100 persen vaksin dari luar negeri, sementara vaksin merah putih masih dalam proses. Kondisi ini membuktikan kita sangat terlambat dalam membuat vaksin dalam negeri karena vaksinasi kesatu, kedua sudah hampir selesai dan tinggal menggencarkan booster,” jelas Rahmad.

Ia meyakini, keilmuan Indonesia tidak kalah dengan negara-negara lain dalam hal menciptakan vaksin.

Namun, ia melihat adanya sejumlah kendala yang dihadapi dalam penciptaan vaksin, salah satunya yakni mengenai anggaran terkait uji klinis vaksin tersebut.

“Untuk melakukan uji klinis hingga tahap ketiga dibutuhkan anggaran hingga ratusan miliar. Karena itu ke depan kita akan mendorong pemerintah untuk memberikan dukungan anggaran sehingga tidak bergantung pada vaksin dari luar negeri,” ujarnya.

Rahmad pun mengungkapkan sederet manfaat yang diperoleh pemerintah dengan kemandirian dalam membuat vaksin sesuai standar dunia.

“Jika bisa memenuhi kebutuhan vaksin sendiri maka pemerintah bisa lebih awal melindungi rakyatnya dan tidak tergantung vaksin dari luar negeri. Selain itu dari sisi anggaran devisa kita akan lebih hemat karena tidak lagi membeli vaksin dari luar negeri,” pungkasnya.