JAKARTA, HOLOPIS.COM – Inggris, Amerika Serikat, dan Uni Eropa secara resmi menuduh Rusia sebagai dalang dari serangan siber yang menargetkan satelit Ukraina sebagai jaringan komunikasi mereka.

“Serangan siber itu terjadi satu jam setelah Rusia menginvasi Ukraina pada tanggal 24 Februari lalu. Hal itu dilakukan untuk memfasilitasi agresi mereka,” demikian pernyataan resmi Uni Eropa melansir CNA, Rabu (11/5).

Komunikasi bisnis dan pribadi yang menggunakan router Viasat, sebuah perusahaan Amerika yang menyediakan koneksi internet, langsung mengalami offline hanya beberapa saat sebelum tanki-tanki dari Rusia berdatangan ke wilayah Ukraina.

“Meskipun target mereka kemungkinan hanyalah kepada militer Ukraina, tetapi pelanggan lain ikut mengalami dampak termasuk pengguna internet pribadi dan komersial,” tambah mereka.

Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss mengatakan, ini adalah bukti jelas bahwa invasi yang dilakukan Rusia telah berdampak kebanyak orang.

“Ini adalah bukti jelas dan mengejutkan bahwa serangan Rusia terhadap Ukraina telah merugikan orang-orang biasa serta bisnis mereka di Ukriana dan seluruh penjuru Eropa,” kata Truss.

Ia menekankan bahwa pihaknya akan terus mengingatkan Rusia dan memberikan mereka sanksi atas agresi baik dari tanah, lautan, maupun siber.

Saat ini, Viasat sedang berusaha untuk memberikan modem-modem baru kepada pelanggan agar bisa kembali menggunakan layanan mereka.

“Viasat telah mengirimkan ribuan modem pengganti untuk para distributor,” demikian pernyataan resmi dari Viasat.

Tuduhan serangan koneksi internet ini adalah salah satu dari banyak tuduhan yang dilayangkan Uni Eropa bahwa tindakan Rusia adalah tindakan yang tidak bertanggungjawab.

Sementara itu, Rusia mengatakan bahwa invasi yang mereka lakukan adalah sebuah operasi militer spesial yang tidak menargetkan warga sipil melainkan hanya pasukan militer Ukraina saja.