LONDON, HOLOPIS.COM – Menteri Luar Negeri Retno Marsudi bersama Menlu Inggris menyepakati perpanjangan Roadmap Kemitraan Indonesia Inggris selama kurun waktu dua tahun mendatang,
Retno menjelaskan, dalam Roadmap ini memuat program kerja sama strategis di bidang ekonomi, politik, keamanan dan lingkungan hidup.
“Salah satunya adalah kesepakatan menghapuskan praktik perdagangan diskriminatif melalui penjajakan pembuatan mutual recognition untuk standardisasi dan sertifikasi,” kata Retno Kamis (21/4).
Dalam pertemuan yang berlangsung sejak Selasa (19/4) tersebut, juga disetujui isi Roadmap yang mencakup kerja sama transisi energi, kesehatan, mendukung Indonesia sebagai bagian rantai pasok industri global, serta penguatan kerja sama regional dan global, termasuk dukungan Inggris kepada Presidensi G-20 Indonesia.
Roadmap ini diyakini Retno kemudian akan mendorong peningkatan kemitraan kedua negara ke level yang lebih tinggi di tengah dinamika dan tantangan geo-politik global.
“Kemitraan yang bervisi ke depan, berlandaskan prinsip-prinsip saling menghargai, saling menguntungkan, dan sejalan dengan norma dan hukum internasional serta shared value Indonesia-Inggris,” ujarnya.
“Roadmap Kemitraan Indonesia-Inggris ini menjadi dokumen strategis, memberikan panduan kerja sama penguatan kemitraan bilateral yang saling menguntungkan,” sambungnya.
Disepakatinya Roadmap ini merupakan tindak lanjut hasil pertemuan bilateral kedua Menlu di Jakarta, pada 11 November 2021 lalu. Implementasinya akan dimonitor kedua Menlu dengan bantuan pajabat senior kedua negara.
Dalam kunjungannya, Retno juga bertemu dengan Richard Graham, anggota Parlemen Inggris yang juga merupakan utusan Perdana Menteri Inggris bidang Perdagangan untuk membahas pemajuan kerja sama bilateral kedua negara.
“Dukungan Parlemen kedua negara adalah kunci keberhasilan dalam meningkatkan kemitraan Indonesia-Inggris ke tingkat yang lebih tinggi lagi,” bebernya.
Selain membahas kerja sama bilateral, kedua Menlu membahas presidensi Indonesia di G20 tahun ini termasuk membahas situasi di Ukraina dan dampaknya bagi perekonomian dunia.