JAKARTA, HOLOPIS.COM – Kondisi perekonomian Indonesia jauh berbeda jika dibanding dengan Sri Lanka, terutama di sisi hutang luar negeri.
Demikian dikatakan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), Rabu (20/4).
“Dalam hal ini kita melihat kondisi APBN Indonesia jauh sangat berbeda dengan situasi yang dihadapi oleh negara seperti Sri Lanka,” ujar Sri Mulyani.
Dalam kesempatan tersebut, Bendahara Negara itu memaparkan bahwa, pembiayaan utang RI per Maret 2022 mengalami penurunan hingga 55,6% dibandingkan tahun sebelumnya pada periode yang sama.
Tercatat, pembiayaan utang luar negeri RI mampu ditekan hingga mencapai Rp149,6 triliun dari yang sebelumnya sebesar Rp336,9 triliun di akhir Maret 2021.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menjelaskan, pemerintah telah menciptakan ketahanan APBN dengan kondisi kas yang cukup. Sehingga saat kondisi pasar surat berharga dan pasar uang menghadapi tekanan, bahkan saat ekonomi global bergejolak sekalipun, tidak akan memaksa pemerintah melakukan pembiayaan APBN dengan terburu-buru.
“Ini strategi yang sangat pas dan sesuai. Dengan demikian, APBN mendapatkan reputasi dan kredibilitas yang baik terutama kalau kita lihat baik para investor ritel maupun besar institusionalnya mereka semuanya memiliki kepercayaan. Rating agency juga memberikan konfirmasi,” jelasnya.
Kendati demikian, adanya risiko baru yang muncul setelah pandemi Covid-19, yakni perang Rusia-Ukraina yang menimbulkan ancaman inflasi hingga kenaikan harga komoditas juga patut diwaspadai.
“Jadi ini adalah salah satu tren perbaikan dan penguatan APBN yang harus terus kita jaga dan risiko baru tetap kita waspadai,” pungkasnya.