JAKARTA, HOLOPIS.COM Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Advances in Atmospheric Sciences pada Selasa (19/4), ungkapkan pada 25 Februari 2022 luas es laut Antarktika turun di bawah 2 juta km.

Kondisi tersebut terjadi, jelang akhir musim panas di belahan bumi bagian selatan. Itu merupakan yang pertam kali terjadi sejak diluncurkannya satelit pengamatan kutub pada 1978.

Meskipun luas es laut di Kutub Utara sedang mengalami penurunan yang cepat akibat pemanasan global. Namun, es laut Antarktika mengalami tren peningkatan moderat sekitar 1 persen per dekade sejak akhir 1970-an.

Lapisan Es Conger
Lapisan Es Conger Hancur di Antartika Timur (Foto: Twitter @BertieMiles1990)

Penelitian yang dilakukan peneliti dari Universitas Sun Yat-sen dan Laboratorium Sains dan Teknik Kelautan Selatan Guangdong (Zhuhai), dengan melakukan analis  persediaan es laut untuk memeriksa luas es laut minimum pada musim panas 2022.

Rekor terendah es laut tersebut, disebabkan anomali rendah dan ke arah barat Amundsen Sea Low (ASL). Selain itu, juga dikarenakan pusat tekanan atmosfer rendah di ujung selatan Samudra Pasifik dan di lepas pantai Antarktika Barat.

Salah satu penulis dalam penelitian itu, Yang Qinghua, menjelaskam bahwa fenomena tersebut sebagian besar harus dikaitkan dengan variabilitas alam, meskipun peran pemanasan global tidak dapat dikecualikan tanpa penelitian lebih lanjut.