JAKARTA, HOLOPIS.COM – Meski anak-anak belum memiliki kewajiban untuk berpuasa, tapi mungkin ada orang tua yang ingin melatih anaknya berpuasa sejak dini, agar anak-anak dapat terbiasa nantinya.
Namun, sebenarnya kapan sih waktu terbaik bagi anak berlatih puasa?
Jika dilihat dari sudut pandang agama, seseorang sudah wajib menunaikan ibadah puasa sejak memasuki usia puber atau akil balik, yaitu sekitar usia 9–14 untuk anak laki-laki dan 8–13 tahun untuk anak perempuan.
Dari sisi medis, salah satu penelitian dengan peserta anak-anak berusia 7 tahun yang memulai puasa menunjukkan bahwa pada usia tersebut risiko terjadinya dampak mengkhawatirkan akibat anak berpuasa sudah mulai jarang ditemui.
Seperti yang diketahui, puasa bisa memengaruhi pola hidup sehari-hari, mulai dari pola makan, pola tidur, hingga proses metabolisme tubuh. Pada anak-anak, berbagai perubahan tersebut akan lebih berdampak pada kondisi kesehatannya.
Oleh sebab itu, jika orang tua sudah melatih anak berpuasa sebelum usianya mencapai 7 tahun, hal ini akan meningkatkan risiko anak mengalami berbagai gangguan kesehatan, seperti menurunnya konsentrasi, dehidrasi, bahkan yang terparah adalah hipoglikemia.
Hipoglikemia sendiri merupakan kondisi saat gula darah turun di bawah nilai normal, sehingga menyebabkan tubuh anak kekurangan energi untuk beraktivitas. Jika terlambat ditangani, hipoglikemia dapat mengakibatkan penurunan kesadaran, kejang, hingga kerusakan permanen pada otak.
Saat berpuasa, anak-anak lebih rentan menderita hipoglikemia. Ini karena umumnya mereka memiliki cadangan gula dalam tubuh (glikogen) yang masih terbilang rendah.
Tips Melatih Anak Berpuasa
Meski umumnya anak-anak usia 7 tahun ke atas sudah aman untuk berpuasa, tetapi Bunda harus melatihnya dengan cara yang tepat, agar anak tetap bisa menjalani puasa dengan tubuh yang sehat.
Nah, berikut ini adalah beberapa tips yang bisa para orang tua lakukan untuk melatih anak berpuasa:
1. Hindari memaksa anak untuk langsung berpuasa penuh. Saat melatihnya, sebaiknya minta anak untuk berpuasa setengah hari terlebih dahulu, yakni sekitar 6–8 jam.
2. Pelan-pelan, tingkatkan waktunya hingga ia bisa berpuasa penuh.
3. Hindari memaksa anak untuk makan secara berlebihan saat sahur. Sebaliknya, siapkan makanan sahur yang kaya serat dan protein, agar rasa kenyang bisa bertahan lebih lama.
4. Pastikan kebutuhan cairan harian anak tercukupi, dengan minum banyak air putih saat waktu sahur dan berbuka.
5. Hindari memberi anak makanan tinggi gula, terlalu asin, dan pedas.
6. Minta anak untuk tidak melakukan olahraga berintensitas tinggi saat puasa, seperti main sepak bola.