JAKARTA, HOLOPIS.COM -Ukraina bekerja sama dengan member NATO, Turki, sesering mungkin untuk dukungan dan lebih memahami invasi Ukraina. Meskipun pihak Ukraina mengaku mereka tidak terlalu senang dengan hubungan Ankara dan Moskow.

Melansir dari CNA, Sabtu (16/4), Ankara sejauh ini mengkritik invasi dan penjualan drone ke Kiev, namun mereka juga tidak setuju dengan sanksi yang dilakukan Barat kepada Rusia.

“Kami akan senang jika Turki dapat bergabung memberikan sanksi dan menghentikan penerbangan ke Rusia. Tapi kami memahami realitanya,” kata seorang diplomat yang tak ingin namanya disebutkan.

Meski tak menyukai hubungan Turki dan Rusia secara keseluruhan, Ukraina mengaku tetap ingin bekerja sama dengan Turki untuk kebaikannya.

“Saat ini juga Turki negara yang bisa mempersatukan kembali Rusia dan Ukraina,” kata diplomat tersebut.

Turki, yang sangat bergantung pada impor energi Rusia dan turis, telah menjadi tempat yang aman bagi Rusia yang melarikan diri dari sanksi.

Tak lagi dapat melangkah di tanah Barat, Rusia banyak berinvestasi properti di wilayah Turki.

Diplomat tersebut mengutip data yang menunjukkan lebih dari 100.000 orang Rusia tiba di Turki dan mencari dokumen tempat tinggal sejak perang dimulai.

Namun, selama periode yang sama, sekitar 85.000 warga Ukraina juga telah tiba untuk menyelamatkan diri. Namun sejak saat itu, 47,000 orang telah pindah lagi ke negara lain, atau kembali ke rumah.

Tak selalu berpihak ke Rusia di setiap kesempatan, Turki mengecam peraturan-peraturan Rusia di Syria dan Libya serta pencaplikan Krimea di tahun 2014.

Namun, mereka membeli sistem pertahanan rudal S-400 Rusia, dan membuat Turki terkena sanksi dari Amerika Serikat di Desember 2020.

Turki menentang kebijakan Rusia di Suriah dan Libya dan pencaplokan Krimea pada tahun 2014, tetapi telah membeli sistem pertahanan rudal S-400 Rusia, yang membuat Ankara terkena sanksi AS pada Desember 2020.