JAKARTA, HOLOPIS.COM Gubernur Bank Sentral Sri Lanka (Central Bank of Sri Lanka/CBSL), P Nandalal Weerasinghe mengatakan, bahwa pihaknya akan menangguhkan sementara pembayaran utang luar negeri guna menghindari kemungkinan terburuk, yakni gagal bayar.

Melansir dari Reuters, Weerasinghe mengatakan bahwa cadangan devisa yang dimiliki negaranya saat ini hanya cukup untuk membiayai kebutuhan impor barang-barang penting seperti bahan bakar.

“Sudah sampai pada titik di mana melakukan pembayaran utang itu menantang dan tidak mungkin. Tindakan terbaik yang dapat diambil adalah merestrukturisasi utang dan menghindari default yang sulit,” kata Gubernur P. Nandalal Weerasinghe, Selasa (12/4).

Ia menegaskan, pihaknya berencana melakukan pembicaraan dengan Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) terkait program pinjaman minggu depan. Ia berharap agar pihak IMF bersedia untuk membantu negara.

Weerasinghe menegaskan, bahwa maksud mengatakan tindakan itu diambil dengan itikad baik. Ia menekankan, bahwa negara berpenduduk 22 juta orang itu tidak pernah gagal membayar utangnya.

“Ini untuk sementara sampai kami mencapai kesepakatan dengan kreditur dan dengan dukungan program dengan IMF,” kata Weerasinghe.

Tercatat, cadangan devisa negara kepulauan itu kini hanya sebesar 1,93 miliar US Dolar pada akhir Maret. Sedangkan pembayaran utang luar negeri Sri Lanka mencapai 4 miliar US Dolar yang akan jatuh tempo tahun ini.