JAKARTA, HOLOPIS.COM Bambang Soesatyo (Bamsoet) memiliki harapan, EHang 216 sebuah transportasi udara tanpa awak bisa dijadikan solusi atasi kemacetan dan juga kepentingan bisnis yang berhubungan dengan transportasi.

Tidak hanya itu, bagi pihak kepolisian juga bisa dimanfaatkan untuk patroli dan serta bisa digunakan untuk menuju lokasi bencana yang sulit terjangkau. Bahkan untuk salurkan bantuan ke titik tertentu, Basarnas bisa menggunakan EHang 216.

“Mudah-mudahan ini bisa menjadi jalan keluar persoalan yang kita hadapi di mana kita (Indonesia) yang terdiri dari pulau-pulau dan banyak infrastruktur yang belum semuanya terjangkau di 12.500 pulau,” ujar Bambang (9/4).

EHang 216 yang dihadirkan di Indonesia, berkapasitas dua penumpang dengan daya angkut maksimum sekitar 200 kilogram. Ketua MPR ini berharap, kedepan EHang bisa dihadirkan dengan kapasitas dan daya angkut yang lebih besar lagi.

EHang 216 sendiri mengedepankan teknologi penerbangan otonom yang menghilangkan kemungkinan kegagalan atau kerusakan yang disebabkan oleh kesalahan manusia (human error).

Taksi terbang ini menggunakan tenaga listrik sehingga dianggap lebih ramah lingkungan dan dapat mengurangi kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh emisi.

EHang 216 mampu menempuh jarak maksimal 30 km dengan waktu terbang maksimal 25 menit dan kecepatan maksimal 130km/jam. Ukuran taksi terbang EHang 216 tampak mungil dengan tinggi 1,85 meter dan lebar 5,63 meter.