JAKARTA, HOLOPIS.COM – Middle East and North Africa (MENA) yang akan berlangsung mulai 28-31 Maret 2022 akan membahas terkait perubahan iklim dunia untuk mengatasi seputar ancaman global di Dubai, Uni Emrat Arab.

Dilansir dari Aljazeera, pejabat tinggi Iklim PBB melalui Sekretaris Eksekutif Perubahan Iklim PBB yakni Patricia Espinosa turut mengeluarkan peringatannya untuk MENA 2022.

Patricia Espinosa dalam sebuah wawancara menjelaskan poin utamanya dalam MENA 2022 bahwa acara ini merupakan tempat bagi semua pemangku kepentingan atas aksi iklim.

“MENA Climate Week adalah platform kolaborasi bagi pemerintah, pemimpin bisnis, masyarakat sipil, dan pemuda untuk berkumpul, terlibat dalam dialog berorientasi solusi, dan berbagi aksi iklim. Ini adalah tempat bagi pemangku kepentingan utama untuk mempelajari apa yang berhasil di kawasan ini dan menjalin kemitraan untuk mereplikasi dan meningkatkan tindakan,” ujarnya.

Lanjut keterangannya, Espinosa mengatakan bahwa diskusi MENA ini diatur untuk mempercepat aksi perubahan iklim lebih jauh lagi kedepannya.

“Diskusi MENACW 2022 akan fokus pada aksi nasional dan pendekatan ekonomi secara luas untuk aksi iklim, pendekatan terpadu untuk pembangunan yang tangguh dan merebut peluang transformatif. Tahun lalu, kolaborasi regional muncul sebagai pendorong kemajuan global. Tahun ini, diskusi tentang topik-topik ini diatur untuk mempercepat aksi perubahan iklim lebih jauh,” lanjutnya.

Terkait hal ini juga, jika dilihat dari peta wilayah MENA, kabarnya suhu diproyeksikan akan berpotensi mencapai 60 derajat celcius atau 140 derajat fahrenheit dalam beberapa dekade mendatang, pertanyaan pun mencuat terkait strategi apa yang harus diterapkan pemerintah saat ini.

“Dalam proses perubahan iklim, pemerintah berupaya membatasi kenaikan suhu global rata-rata hingga sedekat mungkin dengan 1,5C [2,7F]. Untuk beberapa tempat, seperti wilayah MENA, bahkan sedikit peningkatan suhu global rata-rata dapat menciptakan kondisi lokal yang sangat panas. Ini adalah risiko sosial dan ekonomi yang nyata,” jawabnya.

“Saat ini, pemerintah harus segera mengembangkan dan menerapkan rencana adaptasi nasional yang mengidentifikasi apa yang diperlukan untuk beradaptasi dengan dampak iklim dan strategi untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Keuangan dan dukungan sangat penting bagi negara-negara berkembang,” tambahnya.

“Pada Konferensi Perubahan Iklim PBB November lalu di Glasgow, pemerintah sepakat, di antara banyak masalah lainnya, bahwa lebih banyak dukungan untuk adaptasi sangat dibutuhkan,” tukasnya.

Lebih lanjut, Espinosa mengatakan pekan iklim MENA ini adalah kesempatan untuk mendiskusikan risiko regional dan berkolaborasi dalam solusi untuk wilayah sekitar.