BALI, HOLOPIS.COM Presiden Jokowi curhat mengenai tingkah laku masyarakat Indonesia yang selalu ribut ketika pemerintah menaikan harga bahan bakar.

Hal ini disampaikan Jokowi dalam arahannya kepada Menteri, Kepala Lembaga, dan Kepala Daerah dan Badan Usaha Milik Negara tentang Aksi Afirmasi Bangga Buatan Indonesia, di Hotel Grand Hyatt Nusa Dua, Bali.

“Bayangkan kita naik kadang-kadang 10 persen saja, demonya tiga bulan,” kata Jokowi, Jumat (25/3).

Mantan Walikota Solo itu kemudian membandingkan situasi tersebut dengan kondisi harga bahan bakar yang juga ikut naik mencapai 100 persen di seluruh dunia.

“Coba kita lihat naik dari yang dulu hanya 50–60 US dollar per barel sekarang 118 [US dollar], dua kali lipat. Sehingga negara-negara yang tidak menyubsidi BBM-nya, naik langsung dua kali lipat,” bebernya.

Dengan kondisi di level dunia tersebut, Jokowi kemudian menganggap kenaikan harga kebutuhan masyarakat termasuk di Indonesia sebenarnya adalah wajar terjadi.

“Ini naik dua kali lipat, artinya 100 persen naik. Gas naik, harga pangan naik, kelangkaan harga pangan naik, termasuk yang terseret harga kedelai misalnya, harga gandum misalnya, karena penyuplai gandum dunia itu Ukraina, Rusia, Belarusia, semuanya lari kemana-mana,” tukasnya.

Bahkan, Jokowi mengungkapkan bahwa dari beberapa kepala negara dunia yang menghubunginya pun merasa kewalahan dengan kondisi kenaikan berbagai harga tersebut.

“Dalam dua minggu ini, saya mendapatkan telepon beberapa kepala negara, kepala pemerintahan. Kemarin Presiden Macron telepon, sebelumnya Presiden Xi Jinping telepon, sebelumnya Perdana Menteri Justin Trudeau telepon, sebelumnya Kanselir Olaf Scholz, kanselir yang baru dari Jerman telepon. Semuanya sama, bingung menyelesaikan persoalan-persoalan yang kita alami bersama,” ungkapnya.