JAKARTA, HOLOPIS.COM – Pangeran William mengekspresikan kesedihannya atas sejarah kelam perbudakan dalam pidatonya saat mengunjungi Jamaika, yang merupakan bagian persemakmuran Inggris.
“Saya ingin mengungkapkan kesedihan saya yang mendalam. Perbudakan itu menjijikkan, dan itu seharusnya tidak pernah terjadi.” Kata Pangeran William dalam pidatonya.
Melansir Skynews, Kamis (24/3), ia juga mengungkit pidato yang disampaikan sang ayah, Pangeran Charles, saat mengunjungi Barbados dengan pidato yang sama – sama mengakui sejarah kelam perbudakan.
“Saya sangat menyetujui ayah saya, The Prince of Wales, yang tahun lalu mengatakan di Barbados bahwa kekejaman perbudakan yang mengerikan selamanya menodai sejarah kita.” Kata William.
Kata – kata tentang perbudakan di pidato Pangeran William muncul setelah kunjungannya ke Jamaika mengundang kontroversi di kalangan publik anti perbudakan, dan menolak kedatangan dua anggota keluarga kerajaan Inggris yang dianggap bertanggungjawab, Pangeran William dan Kate Middleton.
Dalam pidatonya, Pangeran William juga membahas konfik yang tengah terjadi di Rusia dan Ukraina. Ia memuji Jamaika yang telah bergabung dengan komunitas internasional dengan mengecam agresi Rusia terhadap Ukraina.
William juga merujuk subjek kontroversial lainnya, dan mengucapkan terima kasih kepada generasi Windrush, yang datang ke Inggris untuk membantu membangun kembali negara itu setelah Perang Dunia II.
“Kami selamanya berterima kasih atas kontribusi besar yang diberikan generasi ini dan keturunan mereka untuk kehidupan Inggris, yang terus memperkaya dan meningkatkan masyarakat kita,” tambahnya.
Meskipun kehadirannya diprotes sebagian orang di Jamaika, William dan Kate juga disambut secara meriah oleh publik di wilayah Trench Town, tempat kelahiran musik reggae.