JAKARTA, HOLOPIS.COM – Koordinator Nusa Ina Connection, Abdullah Kelrey menilai, bahwa kinerja Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) kurang optimal.
Pasalnya, ia menilai bahwa kinerja dinas di bawah komando Pemkab SBT masih lamban dalam penyediaan konten informasi, bahkan seputar pemerintahan Kabupaten sendiri.
“Lambannya ketersediaan informasi di kabupaten Seram Bagian Timur karena ketidakseriusan pemda lebih khususnya dinas kominfo SBT dalam penyediaan dan pelayanan informasi cepat dan akurat,” kata Abdullah dalam forum yang digelar oleh Ikatan Pelajar Mahasiswa SBT di Yogyakarta, Rabu (23/3).
Ia mengingatkan kepada Pemkab SBT bahwa ketersediaan informasi ini bukan sekedar kebutuhan masyarakat saja, akan tetapi sudah menjadi tugas pemerintah yang dikomando oleh regulasi.
“Ada Undang-Undang Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, sayangnya itu tidak sepenuhnya dijalankan oleh Pemda SBT, sedangkan UU No 14 tahun 2008 ini dijalankan baik oleh negara dalam lingkup pemerintah pusat,” ujarnya.
Bahkan Abdullah Kelrey menyentil Pemkab SBT yang seperti kesulitan soal keterbukaan informasi publik. Menurutnya, data ini penting khususnya bagi para Mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di luar daerah.
“Kalau melihat dari kebijakan pemerintah hari ini data atau informasi terkait dengan mahasiswa asal SBT saja tidak ada, apalagi terkait dengan indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten SBT, ini cukup kita sayangkan,” imbuhnya.
Pria yang akrab disapa Rey itu, menyoroti beberapa hal dari Website Kabupaten SBT, ia membandingkan Website organisasi mahasiswa masih lebih baik daripada Website Pemerintah kabupaten SBT.
“Coba kawan-kawan lihat aja Website Kabupaten SBT itu isi dan tampilannya bukan seperti Website Pemda, masih lebih bagus Website Organisasi. Websitenya saja sudah seperti itu,” tandasnya.
Terkait hal ini, ia pun menekankan kepada pemerintah kabupaten SBT agar tidak usah banyak berbicara ke depan lebih baik, apabila sistem keterbukaan informasi di kabupaten yang bertajuk Ita Wotu Nusa itu masih amburadul.