JAKARTA, HOLOPIS.COMSekretaris Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu’ti mengatakan bahwa berdasarkan pantauan data digital dari Drone Emprit yang digagas oleh Ismail Fahmi, jika netizen yang setuju perpanjangan masa jabatan Presiden, atau penundaan pemilu 2024 hanya secuil dari seluruh populasi masyarakat Indonesia.

“Menurut data Drone Emprit besutan @ismailfahmi, yang setuju perpanjangan masa jabatan Presiden hanya sak imprit (sedikit sekali),” kata Mu’ti, Sabtu (12/3).

Sementara yang menolak isu tersebut justru jauh lebih banyak. Dengan demikian, ia menyarankan agar mereka yang pro dengan perpanjangan jabatan Presiden serta penundaan pemilu 2024 agar sadar diri, bahwa isunya tidak related dengan keinginan rakyat.

Sentilan ini juga ditujukan kepada para elite politik yang mencoba untuk bermanuver dengan wacana tersebut.

“Yang menolak jauh lebih banyak. Sebaiknya tahu diri, supaya tidak ada bala (malapetaka) di bumi NKRI,” tuturnya.

Isu Tak Populis

Berdasarkan data yang disampaikan oleh Ismail Fahmi di akun Twitter pribadinya, bahwa pantauan aplikasi perayaban milik LAB45 (Laboratorium Indonesia 2045) milik pemerintah saja mencatat, bahwa hanya ada 10.852 akun yang berkicau di platform microblogging Twitter.

“Itu adalah akun yang turut bicara plus yang dimention meski ndak ikut bicara. Contoh akun SBY, tidak ikut bicara, tapi ada dalam SNA (Social Network Analysis) karena dimention,” kata Ismail Fahmi.

Dengan demikian, ia menilai bahwa yang ikut bercuap-cuap soal isu tersebut di jagat media sosial ternyata hanya seuprit alias sangat sedikit jika dibandingkan dengan populasi netizen yang ada di Indonesia.

“Jadi saya kira yang aktif dalam percakapan kurang dari jumlah di atas,” imbuhnya.