JAKARTA, HOLOPIS.COM – Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK) Habib Syakur Ali Mahdi Al Hamid menegaskan bahwa Tuhan Yang Maha Esa tidak menciptakan sistem khusus untuk mengelola sebuah pemerintahan di dunia.
Hal ini dikatakan Habib Syakur untuk menyikapi masih banyaknya individu maupun kelompok khususnya bekas pengurus dan anggota Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang masih mempropagandakan pendirian daulah Islamiyah berbasis Khilafah.
“Tuhan melahirkan (menciptakan -red) makhluk di bumi ini hanya satu perintahnya, mengabdi kepada Tuhan sepenuh hati, ikhlas hanya untuk meraih kecintaan-Nya. Tuhan tidak menciptakan sistem apapun untuk mengabdi dan menjalankan pemerintahan,” kata Habib Syakur kepada Holopis, Kamis (10/3).
Ia mengakui memang pemerintahan Rasulullah Muhammad SAW sangat bagus, hanya saja sistem pemerintahan semacam itu tidak bisa diterapkan saat ini secara baku.
Hal ini karena setiap ruang gerak pemerintahan Rasulullah dasarnya adalah wahyu dari Allah SWT, bukan manusia seperti sistem pemerintahan setelahnya.
“Kekhalifahan Rasulullah itu berdasar perintah dari Allah. Rasulullah sebagai khalifah berdasar mandat dari Allah,” ujarnya.
Bahkan Habib Syakur menekankan lagi, bahwa Rasulullah pun tidak menciptakan sistem pemerintahan yang baku untuk menjalankan sebuah pemerintahan.
“Rasulullah pun tidak menciptakan sistem, beliau hanya murni untuk menjalin ukhuwah islamiyah, ukuwah wathoniyah, ukhuwah wasathiyah dan ukhuwah basyariyah yang dirangkum dalam piagam madinah, itu murni seruan Allah agar Rasulullah menyatukan seluruh umat manusia,” tuturnya.
“Jadi apa yang memang Rasulullah itu pikirkan dan laksanakan, semuanya berdasarkan wahyu dari Allah,” imbuhnya.
Lebih lanjut, ulama asal Malang Jawa Timur itu menegaskan bahwa ada perbedaan yang mendasar terkait dengan pola pemerintahan era Rasulullah Muhammad SAW, dimana pemerintahan saat itu tidak ada upaya pemaksaan dalam pemekaran wilayah.
Sementara sistem pemerintahan Khilafah setelahnya cenderung melakukan perebutan kawasan secara paksa melalui metode perang untuk memperluas wilayah kekuasaan.
“Rasulullah tidak menjajah untuk memperluas wilayah, tapi musuh sendiri yang menyerahkan karena kalah dalam peperangan,” tandasnya.
Oleh karena itu, Habib Syakur tak yakin bahwa konsep Khilafah ala Hizbut Tahrir dan simpatisannya ingin menjalankan syariat Islam, akan tetapi hanya menjalankan hasratnya untuk mendirikan negara sendiri demi kekuasaan.
“Khilafah itu bikinan dan imajinasi penguasa-penguasa terdahulu, dimana penguasa-penguasa itu merebut wilayah secara paksa,” ucapnya.
“Atau bisa saya katakan khilafah itu sama mendirikan imajinasi, dan itu murni menjajah bukan membuat daulah islamiyah. Karena Rasulullah tidak memperluas wilayah jajahan, tapi musuh sendiri yang menyerahkan,” pungkasnya