JAKARTA, HOLOPIS.COM – Dalam memperingati International Women’s Day atau Hari Internasional Perempuan 2022, perempuan masih cenderung membatasi diri sendiri di dunia yang sudah menyuguhkan kesempatan yang sama dengan laki-laki.
Hal itu diungkapkan oleh Psikolog Klinis dari Universitas Jayabaya, Dra. Sri Mulyani Nasution M.Psi.
“Saat ini, bias gender menjadi isu utama perempuan dalam banyak hal. Kesempatan (kerja) saat ini cenderung sama untuk kedua gender, apalagi untuk perempuan yang mampu. Hanya saja, stereotipe yang masih sulit dihilangkan,” kata psikolog yang lebih akrab disapa Riri tersebut.
Ia menjelaskan, bias gender yang biasanya sering terjadi adalah seperti masyarakat yang memberikan kategori pekerjaan-pekerjaan tertentu khusus untuk laki-laki, maupun perempuan.
Padahal, jalan menuju segala pekerjaan yang diinginkan seorang individu terlepas dari jenis kelamin menurutnya sudah ada.
Tetapi konstruksi sosial mengenai pekerjaan apa yang pantas untuk gender tertentulah yang membuat seorang perempuan membatasi dirinya sendiri.
“Pekerjaan-pekerjaan yang dianggap lebih cocok dikerjakan oleh laki-laki akan lebih sulit diisi oleh perempuan. Bukan karena peluang tidak ada, tetapi konstruksi sosial yang membatasi mereka.” kata Riri.
Jenis-jenis pekerjaan yang ia tekankan memiliki stereotipe gender tertentu adalah seperti atlet angkat besi, pesebak bola, petinju, pemimpin negara, dll.
Membahas mengenai mental perempuan khususnya di Indonesia, Riri mengatakan perempuan-perempuan Indonesia sudah memiliki mental yang maju. Tak hanya memiliki mental dan mindset yang maju, mereka juga harus dapat menggunakan seluruh potensinya dan tidak membatasi diri.
“Perempuan harus mengembangkan dan mengeksplorasi seluruh potensinya untuk bisa berkontribusi pada dunia. Namun tetap harus bisa menikmati privasi dan kewajiban sebagai seorang perempuan.” Pungkas Riri.