JAKARTA, HOLOPIS.COM – Deputi Bidang Koordinator Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Nyoman Shuida mengatakan, Indonesia masih mendapat penilaian buruk di media sosial terutama dalam hal kesopanan warganet.
Nyoman mengatakan hal itu saat membacakan sambutan atas nama Menko PMK Muhadjir Effendy dalam acara virtual expo, talkshow, workshop, pentas seni dan vudaya bertajuk “NASIONAL IS ME : Indonesia Pasti Bisa – Penanaman dan Pengembangan Karakter Penerus Bangsa Berasaskan Pancasila”, Jumat (9/4/2021).
“Masih ada juga penilaian yang kurang baik seperti penilaian kesopanan warganet Indonesia yang masuk kategori kurang sopan,” kata Nyoman. Adapun laporan terbaru Digital Civility Index (DCI) yang mengukur tingkat kesopanan digital pengguna internet dunia saat berkomunikasi di dunia maya, menunjukkan warganet atau netizen Indonesia menempati urutan terbawah se-Asia Tenggara.
Dalam riset yang dirilis oleh Microsoft ini, tingkat kesopanan netizen Indonesia memburuk delapan poin ke angka 76, di mana semakin tinggi angkanya tingkat kesopanan semakin buruk. Survei yang sudah memasuki tahun kelima tersebut mengamati sekitar 16.000 responden di 32 wilayah, yang diselesaikan selama kurun waktu bulan April hingga Mei 2020. Survei tersebut mencakup responden dewasa dan remaja tentang interaksi online mereka dan pengalaman mereka menghadapi risiko online.
Selain penilaian warganet yang kurang sopan, beberapa hal negatif juga masih marak di media sosial seperti penyebaran berita bohong dan ujaran kebencian. Kendati demikian, menurut Nyoman, generasi muda Indonesia juga sudah ada yang memperlihatkan nasionalisme melalui media sosial
Salah satunya terlihat dari adanya gaya baru persatuan dan solidaritas mengampanyekan gaya hidup ramah lingkungan kepedulian terhadap isu sosial. “Hal ini menunjukkan generasi muda Indonesia sesungguhnya telah banyak memperlihatkan bentuk nasionalisme,” ujarnya.
Nyoman melanjutkan, terkait pengelolaan tantangan, ada beberapa hal yang harus harus diperhatikan yakni watak dan sikap mental manusia yang berintegritas dan beretos kerja. Kemudian budaya gotong royong yang mensinergikan segala sumber daya bangsa demi Indonesia maju serta nilai-nilai dasar kebangsaan yang hidup dalam membantu perjalanan bangsa.
“Kemenko PMK berkomitmen menjalankan mandat untuk melaksanakan program revolusi mental sebagai prioritas sategi bangsa untuk menyemai manusia pancasilais yang unggul,” ucap dia. (zik)
Follow channel WhatsApp Holopis.com
Temukan kami di Google News, dan jangan lupa klik logo bintang untuk dapatkan update berita terbaru. Silakan follow juga WhatsApp Channnel untuk dapatkan 10 berita pilihan setiap hari dari tim redaksi.